"Enggak (khawatir). Dari awal posisi kita begitu, sebaiknya proses ini nanti tahun depan lima dipilih, dari awal begitu," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, di Jakarta, Rabu (26/11).
Pria yang biasa disapa BW ini menerangkan, pihaknya juga tak khawatir apabila KPK hanya dipimpin empat orang. Justru, pihaknya malah mewanti-wanti masuknya Roby malah membuat kinerja KPK menjadi tak jelas.
"Yang dikhawatirkan itu kalau tiba-tiba didorong orang tidak jelas masuk, begitu. Orang yang jelas masuk saja ritmenya belum tentu masuk. Itu perlu waktu, itu yang mesti dipikirkan," terang BW.
Wakil Ketua KPK lainnya, Zulkarnain membantah kinerja lembaga antikorupsi itu akan melempem apabila Busyro Muqoddas tak lagi menjabat sebagai pimpinan.
"Kami saat ini intensif memberantas korupsi dengan paradigma baru, secara masif dengan kordinasi supervisi pencegahan bersama mitra KPK, menggunakan fungsi 'trigger mechanism'. Jangan hanya lihat pemberantasan melalui penindakan saja. Itu sudah konvensional, media perlu berperan untuk itu," tandas Zulkarnain.
Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK menggelar seleksi guna mencari pengganti Busyro Muqoddas yang habis masa jabatannya pada Desember 2014. Setelah melewati rangkaian proses seleksi, Pansel menyerahkan dua nama Calon Pimpinan (Capim) KPK ke Presiden saat masih dijabat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada awal Oktober 2014 lalu.
Presiden SBY kemudian menyerahkan dua nama Capim yaitu Busyro Muqoddas dan Robby Arya Barata yang berlatar Analis Hubungan Internasional dan Kebijakan Sekretariat Kabinet (Sekkab) ke DPR RI untuk dilakukan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan. Namun belakangan DPR ditengarai akan menunda fit and proper test mencari pengganti Busyro itu. Pasalnya DPR ditengarai ingin seleksi tersebut digelar serentak tahun 2015, bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan empat pimpinan KPK lainnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: