Aktivis Gerakan Anti Manipulasi (Geram) BUMN, Afrasian Islamy mengatakan, ada indikasi kecurangan dan persekongkolan oknum-oknum tertentu pihak AP II dengan salah satu peserta lelang dalam menetapkan pemenang. Hal tersebut terlihat dengan adanya indikasi team independen dan oknum panitia lelang yang bermain.
Team ahli independen yang direkrut oleh pihak AP II dalam setiap pelaksanaan proyek lelang pengadaan barang dan jasa mempunyai pengaruh yang sangat besar. Karena tidak pernah diganti dalam setiap ada pelaksanaan lelang di lingkungan AP II. Artinya, team ahli independen berpotensi besar menentukan siapa pemenang setiap proyek dengan dalih keahliannya.
"Bandara merupakan obyek vital karena menyangkut keamanan dan keselamatan jiwa manusia. Dalam pelaksanaan proyek listrik bandara tentunya harus berjalan baik. Apabila melanggar aturan, maka akan berakibat fatal bagi keselamatan manusia," kata Afrasian di Jakarta kemarin (16/10).
Afrasian menambahkan karena ini menyangkut kemanusiaan dan perhatian dunia internasional sebaiknya pihak bandara melakukan evaluasi ulang mengenai pelaksanaan proyek PKJL. Boleh saja proyek ini dilanjutkan tetapi dengan catatan harus ada up-grade semua instalasi kelistrikan.
Kepala Biro Hukum AP II, Jaya Tahoma Sirait mengungkapkan, setelah ramai menjadi perhatian publik, proyek PKJL menjadi perhatian serius bagi Dirut AP II. Bahkan dirut sengaja membentuk team khusus untuk mengawasi pelaksanaan proyek PKJL. Memang nilainya sangat besar hampir Rp 1 triliun, apabila ditemukan indikasi ada persekongkolan dan tidak berjalan sesuai dengan aturan, Dirut akan melakukan evaluasi dan membentuk tim independen.
Sementara itu, Head of Auction PT AP II, Agus Haryadi terlihat gamang dalam menentukan kebijakan. Dia mengungkapkan saat ini sampul dua telah dibuka, tetapi pihaknya belum menentukan siapa pemenang. Seharusnya penetapan pemenang sudah putuskan, tetapi untuk sementara penetapan pemenang ditunda karena alasan evaluasi.
[rus]
BERITA TERKAIT: