Denny menceritakan, sebelum melakukan survei, dia terlebih dahulu bertemu dengan Anas di salah satu hotel di Jakarta. Di sana, Anas cerita tak memiliki banyak dana untuk maju sebagai kandidat Ketua Umum. Hal itu, yang membuat Denny tergerak untuk ikut membantu.
"Saya percaya (Anas tak punya dana), karena dia kan hanya aktivis dulu dan dari KPU. Jadi saya tidak keberatan survei pakai dana pribadi saya," kata Denny saat bersaksi dalam sidang lanjutan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (7/8).
Denny menambahkan, tak mempermasalahkan mengeluarkan uang dari kantong pribadinya untuk Anas. Alasan lainnya, untuk mendongkrak lembaga surveinya yang saat itu belum tenar-tenar banget, jika Anas keluar sebagai ketum.
Selain survei, Denny juga mengaku merogoh kocek pribadi untuk biaya iklan Anas Urbaningrum di media nasional. Biaya iklan sebesar Rp 400 juta, sementara survei sekitar Rp 10juta sampai Rp 20 juta.
"Saya bangga bisa memenangkan saudara Anas. Reputasi saya akan naik. Karena saya hanya backup saja dan biayanya terukur maka pakai biaya pribadi saja tidak masalah," tandasnya.
Dalam dakwaan Anas dipaparkan survei dilakukan terkait pencalonan Anas sebagai ketum dalam Kongres Demokrat tahun 2010. Menurut JPU KPK, Anas menerima fasilitas berupa survei dari Lingkaran Survei Indonesia dengan biaya Rp 478,632 juta yang dilaksanakan antara bulan April 2010-Mei 2010.
Survei tidak dibayar alias gratis karena Anas menjanjikan LSI mendapatkan pekerjaan survei untuk pemilihan bupati/walikota dari calon Demokrat.
[rus]
BERITA TERKAIT: