Mantan Menko Ekuin, Kwik Kian Gie menilai cara tersebut sengaja dilakukan karena khawatir penyelamatan Bank Century akan ditolak. Meski tahun 2008 krisis ekonomi global yang terjadi, menurut Kwik hal itu tak akan berimbas kepada ekonomi Indonesia. Sebab, BI menggunakan standar Eropa untuk menilai kondisi Bank Century.
"Ketika itu dikhawatirkan tidak bisa diterima. Maka lompatlah ke faktor psikologis. Faktor itu tidak ada garansinya. Faktor psikologis harus bisa menunjukkan apakah ada kegentingan kegugupan dari dunia usaha. Tetapi saya heran, dalam hal genting, psikologis dijadikan faktor tetapi mereka tidak pernah mendiskusikan dengan ahli psikologi massa," kata Kwik saat memberikan keterangan sebagai saksi ahli, dalam sidang terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (12/5).
Kwik dengan tegas menyatakan, faktor psikologis pasar tersebut sengaja dilakukan sebagai langkah pembenaran. Alasannya, saat diminta pertanggung jawaban, tidak ada satu pun penjelasan yang bisa diterima akal sehat.
"Kalau menggunakan alasan psikologis maka sudah tidak bisa berargumentasi. Argumentasinya pokoknya saya berani bertanggung jawab apa yang saya lakukan di dunia dan akhirat. Itu yang dikatakan Pak Boediono dalam rapat dengan DPR," terang dia.
Kwik juga menilai, keputusan Sri Mulyani dan Boediono saat itu dapat menjadikan keduanya disebut memiliki kepribadian ganda atau
split personality.
"Saya menduga saat mengambil keputusan mereka mengalami
split personality.
Split personality seperti dalam film Dr. Jekyll and Ms. Hyde itu," kata ekonom kawakan ini disambut tawa pengunjung dan senyum dari majelis hakim.
[rus]
BERITA TERKAIT: