"Berdasar pengalaman saya melihat kinerja KPK, saat ini KPK sedang zigzag tidak langsung menembak siapa yang bertanggung jawab, tapi mencoba titik terlemah yaitu Deputi Gubernur Bank Indonesia (Budi Mulya) untuk dijadikan tersangka," kata Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, saat diskusi "Century Bikin Ngeri" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/3).
Budi Mulya, menurut dia, adalah pintu masuk penyidik KPK untuk menjangkau teman-temannya sesama Anggota Dewan Gubernur untuk membuktikan bahwa perkara Century adalah korupsi berjamaah.
"Budi Mulya ini kan lemahnya karena ternyata dalam dakwaan dia disebut menerima Rp 1 miliar. Kalau saja dia tidak terima Rp 1 miliar akan sulit sekali menjangkau dia dan teman-temannya," kata Uchok.
KPK sendiri sudah tegaskan bahwa berlanjut atau tidaknya kasus ini ada di tangan pengadilan. Bukti penyalahgunaan sudah dipegang KPK, tinggal satu lagi yaitu bagaimana Budi Mulya berbicara siapa-siapa saja yang terlibat.
"Kedua, kenapa Sri Mulyani (mantan Menteri Keuangan) tidak disebut-sebut? Pengalaman saya, mengapa KPK melakukan zigzag karena dialah (Sri Mulyani) salah satu yang bertanggung jawab, maka banyak bukti dan data dipegangnya," urai Uchok.
Uchok mengingatkan soal bagaimana KPK begitu "memanjakan" Neneng Sri Wahyuni atau akrab dipanggil Neneng yang adalah istri dari tersangka suap sekaligus bekas bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
"Sri Mulyani akan selalu dimanja seperti Neneng karena Sri Mulyani ini kan bukti hidup dan pegang banyak data. Kalau ada serangan balik, KPK akan gunakan Sri Mulyani di saat terakhir," ucapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: