“Kami tidak berencana menempatkan pasukan di lapangan,” kata Vance dalam wawancara dengan
NBC yang ditayangkan pada Minggu, 12 Oktober 2025.
Vance menjelaskan, pengawasan terhadap kesepakatan gencatan senjata akan dilakukan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) yang bertanggung jawab atas wilayah Timur Tengah.
“Mereka akan memantau pelaksanaan gencatan senjata dan memastikan bantuan kemanusiaan tetap mengalir,” ujarnya.
Menurutnya, sejumlah negara mayoritas Muslim telah menawarkan diri untuk mengirim pasukan guna menjaga keamanan di Gaza, sehingga keterlibatan pasukan AS tidak diperlukan.
“Gencatan senjata ini telah mengakhiri perang di Gaza, tetapi kita harus bekerja keras untuk memastikan perang itu benar-benar berakhir,” tegas Vance.
Rencana gencatan senjata yang diumumkan Trump bulan lalu mencakup pertukaran sandera dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina, penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, serta pembentukan pemerintahan baru tanpa Hamas.
Namun, rencana pembentukan pasukan keamanan gabungan dari Palestina dan negara-negara Arab-Muslim masih menuai perdebatan, terutama terkait mandat Dewan Keamanan PBB yang ditolak oleh Israel karena dinilai membatasi kebebasan militernya.
BERITA TERKAIT: