Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan bahwa 20 poin yang disusun Gedung Putih merupakan pilihan terbaik untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza.
Dalam rencana itu, Trump menyerukan gencatan senjata segera dan pertukaran semua sandera Hamas dengan tahanan Palestina di Israel. Selain itu, Gaza akan dijadikan “zona deradikalisasi dan bebas teror” setelah pasukan Israel ditarik, dengan Hamas tidak dilibatkan dalam pemerintahan daerah tersebut.
Lavrov mengakui rencana itu belum sempurna karena tidak membahas isu utama, yaitu kenegaraan Palestina, dan hanya fokus pada Gaza. Namun ia menilai langkah ini bisa menjadi titik awal untuk meredakan konflik.
“Kami realistis. Kami tahu ini bukan solusi sempurna, tapi inilah yang paling memungkinkan saat ini,” ujarnya dalam wawancara yang dikutip Kementerian Luar Negeri Rusia dari RT, Kamis, 9 Oktober 2025.
Ia menambahkan, rencana tersebut merupakan kompromi yang masuk akal dan berpeluang diterima semua pihak, atau setidaknya tidak ditolak mentah-mentah.
“Rencana itu bisa berjalan jika Palestina bersedia menerimanya,” kata Lavrov, sambil memuji upaya para mediator dari Turki, Mesir, Qatar, AS, dan Israel yang masih berunding mencari jalan damai.
BERITA TERKAIT: