Pertemuan ini merupakan bagian dari undangan BLCU kepada Ibas yang bertujuan menjajaki kolaborasi strategis di sektor pendidikan dan kebudayaan.
Dalam pertemuan itu menggarisbawahi bahwa fondasi hubungan bilateral yang kuat tidak hanya dibangun melalui diplomasi formal, tetapi juga melalui pertukaran pendidikan dan kebudayaan yang mendalam. Ibas melihat BLCU sebagai pusat global untuk bahasa dan kebudayaan yang dapat menjadi wadah ideal untuk mewujudkan tujuan tersebut.
“Saya percaya, masa depan hubungan global tidak hanya dibentuk melalui diplomasi, tetapi juga melalui pendidikan, riset, dan pertukaran budaya yang bermakna," kata melalui keterangan elektronik di Jakarta, Kamis 2 September 2025.
Menurutnya, kemitraan Indonesia-Tiongkok harus tumbuh melampaui perdagangan dan diplomasi semata, menuju kerja sama yang lebih luas dalam pendidikan, inovasi, keberlanjutan, kebudayaan, dan kemajuan manusia.
Lebih lanjut, Ibas menyoroti tantangan global yang dihadapi bersama, mulai dari perubahan iklim, kesenjangan digital dan kecerdasan buatan (AI), ketegangan geopolitik, ketahanan pangan, air, serta energi, hingga misinformasi dan ketidaksetaraan.
“Di masa seperti ini, saya percaya: ketika dunia diuji, peradaban harus bersatu," kata Ibas.
BERITA TERKAIT: