Lawatan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok, khususnya dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif yang telah terjalin sejak 2013.
Dalam pertemuan bilateral dengan Xi, Prabowo menekankan arti penting hubungan strategis kedua negara, yang dinilai memiliki peran sentral dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan.
“Bersama-sama, kita perlu intensifkan kerja sama saling menguntungkan dan wujudkan kerja sama ekonomi berkualitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan stabilitas di kawasan,” ujarnya, seperti dimuat dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI, Kamis, 4 September 2025.
Selain menyoroti kerja sama ekonomi, Prabowo dan Xi juga menegaskan perlunya mewujudkan kolaborasi nyata di sektor-sektor prioritas yang telah disepakati kedua negara. Pembahasan mencakup bidang infrastruktur, perdagangan, investasi, serta ketahanan pangan dan energi.
Pertemuan tersebut turut membahas dinamika geopolitik global yang semakin kompleks. Presiden RI menegaskan bahwa prinsip multilateralisme harus dijalankan secara adil, inklusif, dan memberi manfaat bagi semua negara.
Indonesia bersama Tiongkok juga berkomitmen menyuarakan aspirasi negara-negara Global South guna mewujudkan tatanan internasional yang lebih seimbang dan berkeadilan.
Sebelum pertemuan bilateral, Presiden Prabowo menghadiri Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Tiongkok dan Perang Anti-Fasis Dunia di Beijing. Acara itu dihadiri oleh 25 kepala negara dan pemerintahan dari berbagai belahan dunia.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Beijing juga memiliki makna historis, karena bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok pada 2025.
BERITA TERKAIT: