Media lokal
Pan Americana melaporkan, Zetro menjadi sasaran peluru saat tengah bersepeda bersama istrinya di sekitar kediamannya.
"Zetro ditembak enam kali saat sedang bersepeda bersama sang istri di dekat kediaman dia di Kota Lince," bunyi laporan media tersebut.
Sebelumnya laporan awal sempat menyebut korban ditembak tiga kali, namun investigasi terbaru memastikan korban dihujani enam peluru.
Kepolisian Nasional Peru menegaskan aksi ini bukan perampokan, karena idak ada barang berharga maupun uang korban yang diambil pelaku.
"Menurut polisi, para penyerang tak mencari uang atau barang, mereka hanya menembak staf tersebut. Selain itu, tetangga mengatakan mereka melihat seorang pria berpakaian hitam berkeliaran menggunakan motor," tulis
Pan Americana.
Bahkan,
La Republica melaporkan beberapa hari sebelumnya warga sudah curiga dengan motor misterius yang berulang kali mondar-mandir di sekitar apartemen korban.
Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menyebut kasus ini sebagai aksi percobaan pembunuhan.
“Tidak ada barang yang dicuri, mereka menunggunya, dan peluru mengenai kepalanya. Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun. Ada tindakan kriminal yang tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Peru telah menyampaikan laporan kepada Presiden Dina Boluarte sekaligus mengirimkan duka cita kepada pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri Elmer Schialer menegaskan penyelidikan akan dilakukan hingga tuntas.
"Kami akan terus memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan kepada pihak berwenang Indonesia dalam masalah ini dan memastikan bahwa kejahatan ini akan diselidiki secara menyeluruh. Semua bantuan dan perlindungan yang diperlukan akan diberikan kepada duta besarnya di negara ini dan staf kedutaan," kata pernyataan Kemlu.
Saat ini, jenazah Zetro sedang menjalani autopsi sebelum dipulangkan ke Tanah Air dengan dukungan penuh dari KBRI dan Kementerian Luar Negeri RI.
BERITA TERKAIT: