Dalam wawancara dengan Sky News Australia, Netanyahu menuduh Albanese bersikap lemah dan mengkhianati Israel.
"Saya yakin dia punya rekam jejak yang baik sebagai pelayan publik, tapi menurut saya, namanya akan ternoda selamanya karena kelemahan yang ditunjukkannya menghadapi monster teroris Hamas," kata Netanyahu, dikutip dari
9News, Jumat 22 Agustus 2025.
Netanyahu juga menyinggung kekejaman Hamas untuk menegaskan penolakannya.
"Ketika organisasi teroris paling brutal di dunia, yang membunuh perempuan, memperkosa, memenggal laki-laki, membakar bayi hidup-hidup di depan orang tua mereka, dan menyandera ratusan orang -- memberi selamat kepada Perdana Menteri Australia, itu tanda ada yang salah," ujarnya.
Ketegangan hubungan kedua pemimpin ini memanas setelah Australia menjatuhkan sanksi pada dua politisi sayap kanan Israel dan ikut bergabung dengan Inggris, Kanada, serta Prancis untuk mendukung pengakuan Palestina di Majelis Umum PBB.
Menanggapi serangan Netanyahu, Albanese memilih meredam situasi.
"Saya selalu memperlakukan pemimpin negara lain dengan hormat dan berinteraksi secara diplomatis," kata Albanese.
"Saya tidak menganggap pernyataan itu sebagai serangan pribadi. Netanyahu juga pernah mengatakan hal serupa kepada pemimpin negara lain," tambahnya.
BERITA TERKAIT: