Mengutip laporan
BBC pada Selasa, 19 Agustus 2025, evakuasi dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan Departemen Kesehatan Inggris, dengan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sekitar 30 hingga 50 anak diperkirakan akan termasuk dalam rombongan pertama, masing-masing didampingi anggota keluarga dan transit melalui negara ketiga untuk keperluan pengumpulan data biometrik.
“Kami sedang memajukan rencana untuk mengevakuasi lebih banyak anak dari Gaza yang membutuhkan perawatan medis mendesak di Inggris untuk pengobatan spesialis,” kata sumber Kementerian Luar Negeri Inggris.
“Proses ini sangat sensitif dan kompleks, dan kesejahteraan pasien serta keluarga mereka adalah prioritas utama kami," tambahnya.
Jumlah pasti anak yang akan dibawa ke Inggris akan ditentukan berdasarkan kebutuhan klinis dan kapasitas National Health Service (NHS).
Pemerintah menegaskan setiap pasien akan dinilai secara individual untuk memastikan bahwa evakuasi ke Inggris adalah pilihan terbaik dan memungkinkan untuk dilakukan.
Upaya ini muncul setelah lebih dari 90 anggota parlemen Inggris mendesak pemerintah agar segera mengevakuasi anak-anak Gaza yang terluka dan sakit parah.
Mereka memperingatkan bahwa ribuan anak berada dalam kondisi genting akibat malnutrisi yang semakin parah.
Sejak Oktober 2023, ribuan anak Palestina menunggu evakuasi medis. Namun, hanya tiga anak yang sejauh ini tiba di Inggris untuk menjalani perawatan, itu pun melalui inisiatif amal Project Pure Hope yang didanai donor swasta.
Hingga kini, belum ada anak Gaza yang dievakuasi melalui skema resmi pemerintah Inggris.
Pada awal Agustus, Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkan bahwa Inggris sedang segera mempercepat upaya untuk membawa hingga 300 anak Gaza guna mendapatkan perawatan medis darurat di Inggris.
Sementara itu, Israel terus memperketat blokade yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, memperburuk krisis kesehatan di Gaza.
Data PBB menunjukkan 12.000 anak Palestina di bawah lima tahun menderita gizi buruk akut, sementara 112 anak dilaporkan meninggal akibat kelaparan sejak Oktober 2023.
Secara keseluruhan, lebih dari 50.000 anak telah menjadi korban tewas atau luka-luka sejak dimulainya serangan Israel.
BERITA TERKAIT: