Dalam pernyataannya, Netanyahu dengan tegas menyebut kelaparan tidak ada di Gaza karena militer Israel telah membantu membuka akses distribusi bantuan.
“Tidak ada kebijakan kelaparan di Gaza, dan tidak ada kelaparan di Gaza. Kami memungkinkan bantuan kemanusiaan selama perang untuk masuk ke Gaza. Jika tidak, tidak akan ada warga Gaza,” ujar Netanyahu, seperti dimuat
Reuters pada Selasa, 29 Juli 2025.
Namun, klaim Netanyahu mendapat bantahan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menekankan bahwa kondisi di lapangan jelas memperlihatkan sebaliknya.
“Saya tidak setuju dengan klaim Netanyahu bahwa tidak ada kelaparan di Gaza. Anak-anak itu terlihat sangat lapar,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.
Setelah mendapat tekanan internasional, Israel akhir pekan lalu mengumumkan jeda kemanusiaan, pengiriman bantuan melalui udara, serta langkah-langkah lain untuk mempermudah distribusi bantuan. Tetapi, warga Gaza menyebutkan hampir tidak ada perubahan berarti.
“Bantuan ini, yang dikirimkan dengan cara ini, merupakan penghinaan bagi rakyat Palestina,” kata Hassan Al-Zalaan, saksi di lokasi pengiriman bantuan udara, menggambarkan situasi ketika warga berebut pasokan yang bahkan sebagian besar hancur sebelum sampai.
WHO mencatat adanya 63 kematian akibat malnutrisi di Gaza bulan ini, termasuk 24 anak di bawah lima tahun. Angka itu meningkat drastis dari 11 kematian dalam enam bulan sebelumnya.
Sementara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah korban lebih tinggi, yakni 82 orang meninggal akibat malnutrisi hanya dalam satu bulan terakhir.
Rumah Sakit Sahabat Pasien di Gaza utara juga mengonfirmasi adanya kasus kematian anak-anak akibat malnutrisi meskipun tidak memiliki penyakit bawaan.
PBB menyebut malnutrisi akut di Gaza utara meningkat tiga kali lipat bulan ini, mencapai hampir satu dari lima anak di bawah lima tahun. Hanya empat pusat perawatan khusus yang tersedia, dan semuanya kini kewalahan.
Upaya distribusi bantuan pun kerap gagal. Sebanyak 55 truk bantuan milik WFP yang masuk Gaza pada Senin, 28 Juli 2025 dilaporkan dijarah warga kelaparan sebelum mencapai gudang penyimpanan.
Bantuan udara yang dijatuhkan Israel dinilai sangat terbatas dan berbahaya bagi warga sipil.
“Cara terbaik untuk membawa makanan ke Gaza adalah dengan truk. Satu truk bisa membawa sekitar 19 ton pasokan,” ujar Martin Penner, juru bicara Program Pangan Dunia (WFP).
Namun, data menunjukkan rata-rata hanya 146 truk bantuan per hari yang berhasil masuk, jauh di bawah kebutuhan 500-600 truk per hari seperti yang direkomendasikan PBB.
BERITA TERKAIT: