"Bagaimana seorang pemimpin bisa memimpin jika ia tidur setengah hari dan menghabiskan setengah hari lainnya dalam keadaan teler karena zat-zat terlarang?" tulis akun tersebut di platform X, seperti dikutip dari
Fox News pada Minggu, 27 Juli 2025.
Dalam unggahan lain pada 9 Juli, akun itu juga menyatakan: "Mengonsumsi narkoba dan bercakap-cakap dengan arwah bukanlah sifat yang diinginkan bagi seseorang yang memimpin suatu negara."
Akun X tersebut baru dibuat bulan lalu dan menggunakan langganan premium, mengklaim sebagai juru bicara resmi Mossad dalam bahasa Persia.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel atau Mossad, dua pakar intelijen yang diwawancarai oleh JFeed, media berita Israel, mengatakan bahwa akun itu tampaknya otentik.
"Beberapa informasi yang dibagikannya kemungkinan besar berasal dari Mossad," kata Beny Sabti, pakar Iran di Institut Studi Keamanan Nasional Israel dan mantan perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berbahasa Persia.
Akun tersebut secara konsisten mengunggah sindiran satir dan tuduhan tajam mengenai kondisi internal Iran, khususnya mengenai kesehatan fisik dan mental Ayatollah Khamenei serta kesulitan ekonomi yang dialami rakyat.
Akun itu juga mengkritik keras sistem pemerintahan Iran yang dianggap mengabaikan kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu unggahan akun tersebut menyerukan warga Iran untuk menebak nama komandan baru Markas Pusat Khatam al-Anbiya, komando tertinggi militer Iran, setelah media resmi Iran menolak mengungkap identitasnya demi alasan keamanan.
"Hubungi kami secara pribadi untuk menerima hadiah Anda," tulis akun itu kepada pengguna yang berhasil menebak nama Ali Abdollahi Aliabadi.
Lebih lanjut, akun tersebut menampilkan peringatan kepada pengguna yang ingin berinteraksi dengannya agar menggunakan VPN demi menjaga keamanan.
Klaim soal penggunaan narkoba oleh Khamenei bukan pertama kali mencuat. Pada 2022, Nour Mohamed Omara, seorang akademisi Iran, menyatakan di sebuah saluran TV yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di Turki bahwa Khamenei memiliki akses ke narkoba yang diproduksi di sebuah desa khusus di wilayah Balochistan.
"Desa ini dikelola oleh Korps Garda Revolusi Islam dan tidak seorang pun diizinkan masuk," klaimnya saat itu.
Tuduhan ini sangat bertentangan dengan sikap publik Ayatollah Khamenei, yang selama ini menyatakan bahwa penggunaan narkoba adalah tindakan tidak Islami. Iran bahkan memberlakukan hukuman mati bagi pelanggaran serius terkait narkotika.
Meskipun kebenaran unggahan akun X tersebut belum dapat diverifikasi secara independen, kemunculannya memperlihatkan dimensi baru dalam perang informasi antara Iran dan Israel.
BERITA TERKAIT: