Pernyataan Bukele muncul sehari setelah dokumen pengadilan di Amerika Serikat memuat kesaksian Abrego Garcia yang menggambarkan kondisi buruk selama penahanannya di El Salvador.
Dalam pengakuannya, pria asal Maryland itu menyebut dirinya mengalami pemukulan berat, kurang tidur, kekurangan nutrisi, serta penyiksaan psikologis saat berada di fasilitas CECOT.
Pengacara Abrego Garcia mengatakan kliennya kehilangan lebih dari 14 kilogram hanya dalam dua minggu pertama penahanannya.
Namun, Presiden Bukele membantah semua tuduhan tersebut melalui sebuah unggahan di media sosial, seperti dikutip dari
Reuters pada Jumat, 4 Juli 2025.
“Tetapi pria itu tidak disiksa, dan berat badannya juga tidak turun. Jika dia disiksa, kurang tidur, dan kelaparan, mengapa dia terlihat begitu sehat di setiap foto?" tulis Bukele.
Unggahan itu disertai dengan beberapa foto dan video yang memperlihatkan Abrego Garcia selama dalam tahanan.
Kasus Abrego Garcia mencuat setelah pria yang memiliki istri dan anak warga negara AS itu dideportasi pada 15 Maret 2025 ke El Salvador, meskipun keputusan pengadilan imigrasi AS tahun 2019 telah menyatakan bahwa dia tidak boleh dikirim ke sana karena risiko penganiayaan oleh geng.
Deportasinya disebut sebagai "kesalahan administratif" oleh pejabat AS.
Pemerintahan Presiden Donald Trump, yang saat itu menjabat, mendapat kritik karena diduga mengabaikan proses hukum dalam kasus Abrego Garcia.
Kritikus menilai pemerintah terlalu fokus pada peningkatan jumlah deportasi dibanding menjunjung prinsip perlindungan hukum, termasuk bagi non-warga negara.
Trump sendiri menuduh Abrego Garcia sebagai anggota geng MS-13, namun klaim ini dibantah oleh pengacaranya.
Abrego Garcia dikembalikan ke AS pada 6 Juni setelah didakwa bekerja sama dengan sedikitnya lima orang dalam jaringan penyelundupan manusia.
Ia kini ditahan di Tennessee dan mengaku tidak bersalah. Pemerintah AS menyatakan tetap berencana untuk mendeportasinya kembali setelah proses pidana selesai.
BERITA TERKAIT: