Panggilan tersebut berlangsung selama dua jam dan membahas sejumlah isu strategis, termasuk konflik di Ukraina dan ketegangan nuklir dengan Iran.
Kremlin menyebut panggilan tersebut sangat penting, menandai kembalinya komunikasi langsung antara dua pemimpin dari negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki peran signifikan dalam keamanan global.
Dalam pembicaraan tersebut, Macron menyerukan gencatan senjata di Ukraina dan dimulainya negosiasi damai.
“Presiden menekankan dukungan Prancis yang tak tergoyahkan untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” demikian pernyataan dari kantor kepresidenan Prancis, seperti dimuat
Reuters.Macron juga dikabarkan telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelum dan sesudah panggilan tersebut untuk memberikan penjelasan terkait isi diskusi dengan Putin.
Menanggapi isu Ukraina, Kremlin menyatakan bahwa Putin kembali menegaskan posisi Rusia, bahwa konflik tersebut adalah akibat langsung dari kebijakan Barat yang mengabaikan kepentingan keamanan Rusia.
Ia juga menekankan bahwa setiap perjanjian damai harus komprehensif dan jangka panjang, serta mengakui realitas teritorial baru, merujuk pada wilayah Ukraina yang kini dicaplok oleh Rusia.
Sementara Macron menegaskan bahwa keputusan terkait potensi konsesi teritorial sepenuhnya berada di tangan Ukraina.
Selain konflik Ukraina, isu Iran juga menjadi fokus utama diskusi. Putin menyatakan bahwa Iran berhak mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai, selama tetap mematuhi kewajibannya dalam perjanjian nonproliferasi nuklir.
Namun, dari sisi Prancis, Macron menyuarakan kekhawatiran mendalam atas perkembangan program nuklir Iran. Ia menekankan perlunya kerja sama penuh antara Teheran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), terutama setelah parlemen Iran menyetujui undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan badan pengawas tersebut.
“Presiden menyatakan tekadnya untuk mencari solusi diplomatik yang akan mengarah pada penyelesaian masalah nuklir, masalah rudal Iran, dan perannya di kawasan itu,” jelas pernyataan dari kantor Macron.
Macron juga disebut telah membicarakan panggilan ini dengan Presiden AS Donald Trump dalam upaya mengoordinasikan pendekatan diplomatik negara-negara besar.
Kedua pemimpin sepakat untuk terus berkomunikasi dan melanjutkan diskusi terkait dua isu utama tersebut.
Di masa lalu, Macron menjadi salah satu dari sedikit pemimpin Eropa yang secara aktif berkomunikasi dengan Putin, bahkan melakukan kunjungan ke Moskow sesaat sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
BERITA TERKAIT: