Namun, para pakar memperingatkan bahwa tingkat kerusakan aktual masih belum dapat dipastikan karena keterbatasan visibilitas struktur bawah tanah tempat sentrifus uranium Iran disimpan.
Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan enam lubang besar di punggung gunung di atas kompleks Fordow, tempat Iran mengubur ratusan sentrifus pengayaan uranium.
Lubang-lubang itu diyakini berasal dari bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30.000 pon yang dijatuhkan oleh tujuh pembom siluman B-2 AS dalam Operasi Midnight Hammer.
"Mereka baru saja melubangi dengan MOP ini. Saya perkirakan fasilitas itu mungkin hancur," ujar David Albright, mantan inspektur nuklir PBB dan kepala Institut Sains dan Keamanan Internasional, seperti dimuat
Reuters pada Senin, 23 Juni 2025.
Namun, belum ada konfirmasi visual atas kerusakan struktur bawah tanah.
"Aula yang berisi ratusan sentrifus terlalu dalam terkubur sehingga kami tidak dapat mengevaluasi tingkat kerusakan berdasarkan citra satelit," kata Decker Eveleth dari CNA Corporation, yang mengkhususkan diri dalam analisis citra satelit.
Serangan ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat bahwa Iran telah mengantisipasi serangan dengan memindahkan sebagian besar persediaan uranium sebelum pemboman terjadi.
Maxar mencatat aktivitas yang tidak biasa pada Kamis dan Jumat sebelumnya, termasuk antrean panjang kendaraan di pintu masuk Fordow.
"Saya rasa Anda tidak dapat melakukan apa pun dengan keyakinan penuh kecuali menunda program nuklir mereka mungkin beberapa tahun. Hampir pasti ada fasilitas yang tidak kita ketahui," ujar Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies.
Seorang sumber senior Iran mengatakan sebagian besar uranium yang diperkaya tingkat tinggi 60 persen telah dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan sebelum serangan AS.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Senator Mark Kelly, anggota Komite Intelijen Senat AS.
"Ketakutan terbesar saya saat ini adalah mereka menjalankan seluruh program ini secara diam-diam, tidak secara fisik di bawah tanah, tetapi di bawah radar," kata dia kepada
NBC News.Sebagai respons terhadap serangan tersebut, parlemen Iran mengancam akan keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang menjadi fondasi kerja sama nuklir global sejak 1970.
Selain Fordo, bom MOP juga dilaporkan menghantam fasilitas pengayaan uranium utama Iran di Natanz. Di Isfahan, rudal jelajah Tomahawk digunakan dalam serangan terhadap pusat penelitian nuklir, meski efektivitasnya dipertanyakan.
BERITA TERKAIT: