Ketika perang memasuki hari ketujuh pada Kamis, 19 Juni 2025, serangan udara antara dua musuh bebuyutan itu terus meningkat sementara sorotan internasional kini beralih ke Washington.
Berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih, Trump melontarkan pernyataan ambigu dan menolak mengonfirmasi apakah AS akan bergabung dalam kampanye pengeboman terhadap fasilitas nuklir dan rudal Iran.
“Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan,” ujar Trump, membuat ketidakpastian global semakin membesar, seperti dimuat
Reuters.
Dalam pernyataan selanjutnya, Trump menyebut ada permintaan dari pejabat Iran untuk menggelar pertemuan di Washington.
“Kita mungkin melakukannya,” ucapnya, namun menambahkan, bahwa sudah agak terlambat untuk pembicaraan semacam itu.
Trump mengindikasikan bahwa hanya AS yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Fordow milik Iran, yang terletak jauh di bawah tanah.
“Kami satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk melakukannya. Namun, itu tidak berarti saya akan melakukannya sama sekali,” tambahnya.
Menurut
The Wall Street Journal, Trump secara pribadi telah menyetujui rencana serangan militer terhadap Iran, namun menunda perintah akhir untuk melihat apakah Teheran bersedia menghentikan program nuklirnya.
Sementara itu,
Bloomberg News melaporkan bahwa pejabat senior AS tengah mempersiapkan kemungkinan serangan dalam beberapa hari mendatang, meski situasi terus berubah dan belum pasti.
Analis menilai bahwa penghancuran Fordow yang terkubur 300 kaki di bawah permukaan batu pegunungan dekat Qom hanya dapat dilakukan dengan GBU-57, bom penghancur bunker seberat 13,6 ton milik AS. Bom tersebut hanya dapat dibawa oleh pesawat pengebom siluman B-2 Amerika.
“Stok rudal, peluncur, pangkalan militer, fasilitas produksi, ilmuwan nuklir, komando dan kendali militer rezim tersebut telah mengalami pukulan yang sangat keras,” kata Behnam Ben Taleblu, analis di Foundation for Defence of Democracies (FDD).
“Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai seberapa mujarab serangan Israel terhadap jantung program nuklir Iran,” tambahnya.
Meski demikian, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan tidak ada kerusakan pada Fordow sejauh ini.
BERITA TERKAIT: