Dikutip dari
Bloomberg, Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan Presiden AS Donald Trump. Dalam pernyataan yang dirilis Senin 2 Juni 2025, China menegaskan bahwa mereka tidak melanggar kesepakatan yang dibuat di Jenewa bulan lalu. Sebaliknya, China menuduh AS yang justru bertindak sepihak dengan membuat kebijakan baru yang merugikan.
Beberapa kebijakan AS yang diprotes China di antaranya aturan baru soal pembatasan ekspor chip AI, larangan penjualan perangkat lunak desain chip ke China, serta encabutan visa bagi mahasiswa asal China.
"Kalau AS terus bertindak semaunya sendiri dan merugikan kepentingan China, maka kami tidak akan tinggal diam. China akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya," kata Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Bloomberg.
China juga menuding AS melanggar kesepakatan yang dibuat antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada 17 Januari, tanpa memberi penjelasan rinci.
Ketegangan ini muncul lagi setelah bulan Mei lalu kedua negara sempat melonggarkan tarif. Namun, minggu lalu, pemerintahan Trump kembali memperketat hubungan dengan China. Mereka berencana mencabut visa mahasiswa China, membatasi penjualan software desain chip, serta melarang ekspor suku cadang dan teknologi mesin jet ke China.
Perselisihan ini berisiko memperburuk hubungan dagang kedua negara, meskipun Presiden Trump sempat menyatakan keinginannya untuk berbicara langsung dengan Presiden Xi Jinping. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, bahkan mengatakan percakapan lewat telepon kemungkinan akan berlangsung minggu ini.
BERITA TERKAIT: