60 Tahun Persahabatan Abadi: Mengenang Kunjungan Bersejarah Kim Il Sung ke Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Senin, 14 April 2025, 22:29 WIB
60 Tahun Persahabatan Abadi: Mengenang Kunjungan Bersejarah Kim Il Sung ke Indonesia
Foto Sukarno dan Kim Il Sung/Ist
rmol news logo Hari ini, genap 60 tahun sejak kunjungan bersejarah Presiden Republik Rakyat Demokratik Korea, Kim Il Sung, ke Indonesia pada tahun 1965. 

Kunjungan yang berlangsung selama sepuluh hari tersebut bukan hanya menjadi salah satu momen diplomatik paling monumental dalam sejarah hubungan Indonesia-Korea Utara, tetapi juga mencerminkan eratnya persahabatan pribadi antara dua pemimpin besar: Presiden Kim Il Sung dan Presiden Sukarno.

Undangan untuk kunjungan ini bermula dari lawatan Bung Karno ke Pyongyang pada November 1964. Dalam pertemuan hangat itu, Presiden Sukarno mengundang langsung Presiden Kim Il Sung untuk menghadiri peringatan 10 tahun Konferensi Asia-Afrika. 

Meski semula dijadwalkan hadir pada 7 April 1965, kunjungan Kim Il Sung akhirnya dimulai tiga hari kemudian, pada 10 April.

Jakarta menyambut tamu agung ini dengan gegap gempita. Jalan-jalan ibu kota dihiasi baliho besar, poster bergambar dua pemimpin, dan spanduk-spanduk bertuliskan “Hidup Yang Mulia Presiden Kim Il Sung” serta “Hidup Persahabatan antara Rakyat Indonesia dan Korea”. 

Bahkan, di Kemayoran, puluhan ribu rakyat tumpah ruah menyambut kedatangan pesawat yang membawa Kim Il Sung, dikawal satu skuadron jet tempur TNI AU.

Saat turun dari pesawat, Kim Il Sung dengan setelan jas abu-abu dan topi putih  langsung berangkulan hangat dengan Bung Karno. 

Kunjungan Kim Il Sung bukan hanya seremonial. Dalam rentang waktu 10 hari, kedua pemimpin menjalin diskusi intensif, saling memberi penghargaan, menyaksikan pertunjukan kesenian lintas budaya, dan menyapa rakyat. 

Kim Il Sung bahkan membawa serta putranya, Kim Jong Il, yang kelak akan menjadi pemimpin Korea Utara.

Di antara momen paling berkesan adalah perayaan ulang tahun ke-53 Presiden Kim Il Sung yang dirayakan di Indonesia. 

Bung Karno sendiri yang memberikan ucapan selamat di pagi hari 15 April. Sebuah hadiah spesial pun diberikan: gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang keinsinyuran dari Universitas Indonesia.

“Hari ini kami mendapatkan kehormatan yang luar biasa bisa memberikan gelar ini kepada Yang Mulia Presiden Kim Il Sung,” ujar Rektor UI, Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro, dalam upacara penganugerahan yang diadakan di Istana Negara.

Salah satu warisan terpenting dari kunjungan ini adalah bunga Kimilsungia, hasil persahabatan dua bangsa yang ditanam untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor. 

Bunga ini kemudian menjadi simbol abadi ikatan emosional Indonesia-Korea Utara. Sampai kini, setiap pejabat Korea yang berkunjung ke Indonesia, hampir selalu menyempatkan diri ziarah ke Bogor.

Dalam pidato perpisahannya di Kemayoran, Bung Karno bahkan dengan jenaka berkata, “Kalau tidak takut dianggap lancang, ingin saya membanderol roda-roda pesawat agar sahabatku Yang Mulia Kim Il Sung masih berada di sini.”

Enam dekade telah berlalu, tetapi semangat solidaritas dan semangat anti-imperialisme yang ditanamkan oleh kedua pemimpin masih hidup dalam ingatan sejarah. 

Kunjungan ini menjadi lambang abadi dari diplomasi yang dibangun atas dasar saling menghormati, persahabatan sejati, dan semangat perjuangan bersama.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA