Dikutip dari
AFP, Sabtu 12 April 2025, menurut kesepakatan terbaru yang ditandatangani oleh pejabat keamanan tinggi dari kedua negara, personel militer AS bisa dikerahkan ke fasilitas-fasilitas yang dikuasai Panama untuk pendidikan, latihan, dan kegiatan lainnya.
Meskipun kesepakatan itu tidak mengizinkan AS membangun pangkalan permanennya sendiri di tanah genting tersebut, Washington diberi kekuasaan luas untuk mengerahkan sejumlah personel yang tidak ditentukan ke pangkalan-pangkalan, beberapa di antaranya dibangun Amerika ketika menduduki zona kanal beberapa dekade lalu.
Sejak dilantik kembali pada Januari, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengklaim bahwa China memiliki pengaruh terlalu besar atas terusan tersebut, yang menangani sekitar 40 persen lalu lintas kontainer AS dan lima persen perdagangan dunia.
Pemerintahannya telah berjanji untuk "mengambil kembali" kendali atas jalur perairan strategis yang didanai, dibangun, dan dikendalikan oleh Amerika Serikat hingga tahun 1999.
BERITA TERKAIT: