Berdasarkan buku catatan milik mantan komandan intelijen militer, Mayjen Noh Sang-won yang disita penyidik, diketahui bahwa darurat militer itu awalnya ditetapkan untuk memprovokasi Korea Utara agar menyerang Korea Selatan.
"Rencana tersebut adalah untuk memprovokasi Pyongyang agar melakukan serangan di perbatasan laut antar-Korea de facto di bagian barat, yang dikenal sebagai Garis Batas Utara atau NLL di Laut Kuning," ungkap kepolisian merujuk pada buku setebal 60-70 halaman tersebut, seperti dimuat
Yonhap News pada Minggu, 23 Desember 2024.
Noh adalah mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan (DIC) dan polisi telah menggerebek kediamannya di daerah Ansan di provinsi Gyeonggi, selatan ibu kota Seoul.
Dia dikeluarkan dari militer karena kasus pelecehan seksual pada tahun 2018, adalah ajudan dekat mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-Hyun, yang juga telah ditangkap.
Pihak berwenang tengah menggelar penyelidikan terhadap Yoon dan para pembantunya atas keputusan darurat militer yang gagal 3 Desember lalu.
Yoon juga telah dimakzulkan oleh parlemen Korea Selatan dan kini tengah menunggu persidangan oleh Mahkamah Konstitusi.
Beberapa perwira militer yang bekerja di bawah pemerintahan Yoon juga telah ditangkap.
BERITA TERKAIT: