Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Hadapi Tiongkok di Afrika, Genjot Pembangunan Koridor Lobito

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jonris-purba-1'>JONRIS PURBA</a>
LAPORAN: JONRIS PURBA
  • Rabu, 04 Desember 2024, 23:54 WIB
AS Hadapi Tiongkok di Afrika, Genjot Pembangunan Koridor Lobito
Presiden AS Joe Biden berbicara di Angola.
rmol news logo Afrika akan menjadi tempat tinggal seperempat warga dunia pada tahun 2050. Masa depan dunia berada di tangan Afrika. Begitu antara lain dikatakan Presiden Joe Biden saat berkunjung ke museum perbudakan di Luanda, ibu kota Angola, Selasa, 3 Desember 2024. 

Biden merupakan presiden AS pertama yang berkunjung ke Angola. Kunjungannya ini untuk mempromosikan paket bantuan sebesar 3 miliar dolar AS untuk membangun Lobito Corridor yang menghubungkan Zambia, Kongo, dan Angola. Komitmen ini disebut sebagai investasi kereta api AS terbesar yang pernah ada di luar negeri.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Angola João Lourenço, Biden juga mengatakan, Amerika Serikat sepenuhnya mendukung Afrika.

Bagi João Lourenço, kunjungan Biden sebagai titik balik penting dalam hubungan AS-Angola yang dimulai sejak Perang Dingin.

Koridor yang melintasi Afrika bagian selatan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pengiriman bahan mentah untuk ekspor dan memajukan kehadiran AS di kawasan yang kaya akan mineral penting yang digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik, perangkat elektronik, dan teknologi energi bersih.

Tiongkok telah memiliki investasi besar dalam penambangan dan pemrosesan mineral Afrika, dan pada hari Selasa mengumumkan akan melarang ekspor galium, germanium, antimon, dan material berteknologi tinggi lainnya ke Amerika Serikat. Hal itu terjadi sehari setelah AS memperluas daftar perusahaan teknologi Tiongkok yang tunduk pada kontrol.

AS selama bertahun-tahun telah membangun hubungan di Afrika melalui perdagangan, keamanan, dan bantuan kemanusiaan. Peningkatan jalur kereta api sepanjang 800 mil (1.300 kilometer) itu berbeda, dengan nuansa strategi infrastruktur Sabuk dan Jalan Tiongkok di Afrika dan bagian lain dunia.

Biden akan mengunjungi kota pesisir Lobito pada hari Rabu untuk melihat jalur keluar koridor di Samudra Atlantik. Proyek tersebut juga telah menarik pembiayaan dari Uni Eropa, Kelompok Tujuh negara industri terkemuka, konsorsium swasta yang dipimpin Barat, dan bank-bank Afrika.

Tidak jelas berapa banyak komitmen AS yang telah disampaikan dan berapa banyak yang akan bergantung pada pemerintahan Trump.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, seperti dikutip dari AP, mengatakan penyelesaian koridor itu "akan memakan waktu bertahun-tahun." Itu berarti sebagian besarnya mungkin jatuh ke tangan Donald Trump, yang akan menjabat pada 20 Januari.

Ketika ditanya apakah proyek itu dapat dilanjutkan tanpa dukungan Trump, Kirby mengatakan pemerintahan Biden berharap "mereka juga melihat nilainya." Kirby juga menegaskan bahwa koridor tersebut bukan sekadar upaya untuk melampaui Beijing, dengan mengatakan bahwa "kami tidak meminta negara-negara untuk memilih antara kami dan Rusia serta Tiongkok." rmol news logo article
EDITOR: JONRIS PURBA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA