Pertandingan tersebut merupakan bagian dari turnamen yang diselenggarakan untuk menghormati Kolonel Mamady Doumbouya, pemimpin militer Guinea yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.
Menurut laporan media lokal, keputusan wasit yang menyebabkan dua pemain Labe menerima kartu merah diikuti dengan penalti terhadap tim yang sama memicu kekerasan tersebut.
Meskipun jumlah korban tewas yang sebenarnya masih belum jelas, sumber-sumber rumah sakit setempat melaporkan puluhan korban tewas.
Seorang dokter di tempat kejadian memperkirakan bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 100 orang.
"Jasad manusia berjejer sejauh mata memandang di rumah sakit. Lainnya tergeletak di lantai lorong-lorong. Kamar mayat penuh," kata dokter anonim, seperti dimuat
AFP.
Perdana Menteri Guinea, Bah Oury mengutuk kekerasan tersebut dalam sebuah pernyataan di X. Dia mendesak agar masyarakat tetap tenang.
“Pemerintah menyesalkan insiden yang merusak pertandingan sepak bola antara tim Labe dan Nzerekore sore ini di Nzerekore," cuitnya.
BERITA TERKAIT: