Senator Kenya memilih untuk mencopot Gachagua dari jabatannya pada Kamis, 17 Oktober 2024, meskipun Gachagua tidak hadir dalam sidang pemakzulan karena dirawat di rumah sakit pada Kamis, 17 Oktober 2024.
"Senat telah memutuskan untuk memberhentikan dari jabatan, melalui pemakzulan, Yang Mulia Rigathi Gachagua, wakil presiden Republik Kenya," kata Juru Bicara Senat Amason Kingi setelah pemungutan suara, seperti dikutip dari
AFP.
"Oleh karena itu, Yang Mulia Rigathi Gachagua resmi berhenti menjabat," sambungnya.
Gachagua dinyatakan bersalah atas tuduhan "pelanggaran berat" terhadap konstitusi, termasuk mengancam hakim dan mempraktikkan politik yang memecah belah etnis, tetapi dibebaskan dari tuduhan lain termasuk korupsi dan pencucian uang.
Gachagua membantah semua tuduhan terhadapnya sebagai dakwaan tidak masuk akal dan keterlaluan, mengklaim bahwa ia diperlakukan seperti "peluru bekas".
"Inilah yang kami sebut penipuan politik, tipu daya, dan pengkhianatan," kata Gachagua tentang proses tersebut, seraya menegaskan bahwa hal itu melanggar keinginan warga Kenya yang memilih Ruto - Gachagua dalam pemilihan umum 2022.
Sebelumnya media Kenya memuat sejumlah calon pengganti, termasuk Mendagri Kindiki, Menteri Luar Negeri dan Perdana Sekretaris Kabinet Musalia Mudavadi dan seorang gubernur daerah, Anne Waiguru.
Ketegangan politik Kenya meningkat sejak meletusnya demonstrasi yang terkadang mematikan akibat kenaikan pajak yang tidak populer, mengungkap perpecahan di eselon atas kekuasaan dan partai yang berkuasa.
Saat berbicara kepada para jemaat gereja di wilayah kekuasaannya di Kenya tengah pada hari Minggu, Gachagua tetap meminta para pendukungnya untuk tetap tenang.
"Mari kita berdakwah dan menjaga perdamaian terlepas dari hasilnya. Kenya adalah negara kita," katanya.
BERITA TERKAIT: