Merespons kabar tersebut, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut tewasnya Nasrallah dalam serangan Israel merupakan balasan setimpal atas ratusan orang yang terbunuh akibat serangan Hizbullah.
"Kematiannya akibat serangan udara Israel adalah ukuran keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga sipil Amerika, Israel, dan Lebanon," ujarnya dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
ANI News.
Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap ancaman dari Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok lain yang didukung oleh Iran.
"Baru kemarin, saya mengarahkan Menteri Pertahanan saya untuk lebih meningkatkan postur pertahanan pasukan militer AS di kawasan Timur Tengah untuk mencegah agresi dan mengurangi risiko perang regional yang lebih luas," kata Biden.
Dia menambahkan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menempuh upaya diplomatik dalam menyelesaikan konflik Gaza dan Lebanon.
"Tujuan kami pada akhirnya adalah meredakan konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon melalui jalur diplomatik," tegasnya.
Militer Israel mengklaim keberhasilannya membunuh Nasrallah dalam serangan udara yang dilakukan di Beirut.
"Hassan Nasrallah tidak akan dapat lagi meneror dunia," ungkap Israel seraya mengatakan bahwa selain Nasrallah, komandan Front Selatan Hezbollah, Ali Karaki, juga tewas, bersama dengan komandan lainnya.
Nasrallah menjadi sasaran di markas utama Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah yang dikenal sebagai Dahiyeh, pada hari Jumat (27/9).
Menurut Israel, markas besar itu berada di bawah tanah, di bawah bangunan tempat tinggal di Dahiyeh.
"Serangan itu dilakukan saat petinggi Hizbullah berada di markas mereka dan terlibat dalam koordinasi kegiatan teror terhadap warga Negara Israel," ungkap Israel.
Kematian Nasrallah dikonfirmasi kebenarannya oleh Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/9).
"Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah tewas," bunyi pernyataan tersebut.
Kematiannya menandai pukulan telak bagi Hizbullah saat mereka terhuyung-huyung akibat meningkatnya kampanye serangan Israel.
Ini juga merupakan pukulan telak bagi Iran, mengingat peran besar yang telah dimainkannya dalam "Poros Perlawanan" regional yang didukung Teheran.
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan melanjutkan pertempuran melawan Israel untuk mendukung Gaza dan Palestina, dan untuk membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat. Mereka tidak mengatakan bagaimana Nasrallah terbunuh.
BERITA TERKAIT: