Seorang polisi di Distrik Swat, Zahidullah Khan mengatakan para diplomat yang berasal dari Indonesia, Portugal, Kazakhstan, Bosnia dan Herzegovina, Zimbabwe, Rwanda, Turkmenistan, Vietnam, Iran, Rusia, dan Tajikistan diserang saat berkendara menuju sebuah resor wisata lembah Swat atas undangan kamar dagang setempat.
"Para diplomat tersebut sedang dalam perjalanan menuju sebuah resor wisata ketika sebuah mobil polisi yang mengawal konvoi mereka terkena bom rakitan," unggkap Khan.
Khan menyebut serangan itu mengakibatkan seorang polisi yang mengawal konvoi diplomat tewas di tempat dan tiga lainnya terluka.
Wakil Inspektur Jenderal Polisi di Swat, Mohammad Ali Gandapur memastikan bahwa semua duta besar dan perwakilan kedutaan asing selamat dan penyerang hanya menargetkan mobil polisi Pakistan.
"Polisi membuat pengaturan keamanan untuk para duta besar asing dan mereka segera diselamatkan dan dipindahkan ke ibu kota Pakistan, Islamabad," ujarnya, seperti dimuat
NBC News.
Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/9) mengonfirmasi bahwa korps diplomatik telah kembali dengan selamat ke Islamabad.
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari juga mengutuk serangan yang menargetkan konvoi diplomat tersebut.
"Elemen teroris bukan hanya musuh negara dan bangsa, tetapi juga kemanusiaan itu sendiri," tegasnya dalam sebuah pernyataan.
Hingga kini belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggungjawab atas serangan di Swat.
Polisi dan tentara Pakistan menutup jalan dan memberlakukan jam malam di area serangan saat mereka melakukan operasi pencarian.
Pasukan antiteroris Pakistan mempertahankan kehadiran yang kuat di lembah Swat, yang telah lama menjadi sarang pemberontakan militan Islam.
Para militan telah meningkatkan serangan mereka sejak akhir 2022 setelah melanggar gencatan senjata dengan pemerintah.
Pada tahun 2012, militan Islam menembak dan melukai serius peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai di lembah tersebut.
BERITA TERKAIT: