Pasalnya, Perusahaan Taiwan Gold Apollo yang namanya tertera di potongan pager AR-924 milik anggota Hizbullah yang meledak, membantah memproduksi perangkat tersebut.
Direktur perusahaan, Gold Apollo Hsu Ching-kuang mengatakan bahwa pihaknya memiliki perjanjian lisensi tiga tahun dengan BAC Consulting KFT yang berbasis di Hongaria.
"Menurut perjanjian kerja sama, kami mengizinkan BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produk di wilayah yang ditentukan, tetapi desain dan pembuatan produk sepenuhnya menjadi tanggung jawab BAC," ungkapnya, seperti dimuat
Euro News pada Kamis (19/9).
Pernyataan Gold Apollo didukung oleh data yang dimiliki Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan.
Dikatakan bahwa sejak awal tahun 2022 hingga Agustus 2024, Gold Apollo mengekspor 260.000 set pager, termasuk lebih dari 40.000 set antara Januari dan Agustus tahun ini.
Kementerian menyebut sebagian besar pager diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika, dan tidak memiliki catatan ekspor langsung dari Gold Apollo ke Lebanon.
Sementara itu, perusahaan BAC Hongaria yang diduga memproduksi pager untuk Hizbullah membantah melakukan hal tersebut.
"Saya tidak membuat pager. Saya hanya perantara. Saya pikir Anda salah paham," kata Kepala Eksekutif BAC Consulting Cristiana Bársony-Arcidiacono.
Juru bicara pemerintah Hongaria, Zoltan Kovacs juga turun tangan. Dalam sebuah unggahan di X di menegaskan bahwa BAC merupakan perusahaan perantara dan pabriknya tidak berada di Budapest.
"Perusahaan tersebut memiliki satu manajer yang terdaftar di alamat yang dideklarasikan, tetapi perangkat yang dirujuk tidak pernah berada di Hongaria," tegasnya.
Pager AR-924 mampu menerima teks hingga 100 karakter dan berisi baterai lithium yang dapat diisi ulang dengan daya tahan hingga beberapa hari.
Selain sulit dilacak, alat komunikasi itu juga beroperasi pada jaringan nirkabel yang berbeda dari telepon seluler, sehingga lebih tangguh dalam keadaan darurat.
Para ahli yakin bahwa bahan peledak dimasukkan ke dalam pager sebelum dikirim dalam operasi penyusupan rantai pasokan yang canggih, tetapi tidak jelas di mana atau oleh siapa pager tersebut diproduksi dan dikirim ke Lebanon dan Suriah.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad mengatakan setidaknya 12 orang tewas, di antaranya dua anak-anak dan 2.800 terluka akibat ledakan pager milik anggota Hizbullah secara serempak di seluruh negeri pada Selasa sore (17/9).
Hizbullah dan pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas apa yang tampaknya merupakan serangan jarak jauh yang canggih. Israel sejauh ini menolak mengomentari tuduhan tersebut, dan AS telah membantah keterlibatan apa pun.
Di hari pemakaman 12 korban bom pager, Lebanon kembali dilanda ledakan terbaru yang berasal dari walkie talkie milik para pejuang Hizbullah. Sedikitnya 20 tewas dan ratusan lainnya terluka akibat insiden tersebut.
BERITA TERKAIT: