Keputusan itu disampaikan Presiden Ferdinand Marcos dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/9), menyusul keberhasilkan polisi Filipina menemukan dan menangkap Quiboloy dari tempat persembunyiannya.
AS mendakwa Quiboloy sejak 2021 lalu atas dugaan perdagangan manusia dan pelecehan seksual. Tetapi Marcos mengatakan saat ini pihaknya belum ada niatan mengekstradisi pendeta terkenal itu karena banyaknya kasus yang menjeratnya di Filipina.
"Untuk saat ini, kami tidak mempertimbangkan ekstradisi. Kami fokus pada kasus-kasus yang diajukan di Filipina," tegasnya, seperti dimuat
AFP.Marcos juga mengucapkan selamat kepada polisi karena telah menangkap pendeta itu.
"Kami akan menunjukkan sekali lagi kepada dunia bahwa sistem peradilan kami di Filipina aktif, bersemangat, dan bekerja dengan baik," kata presiden.
Tidak diketahui apakah AS telah secara resmi meminta ekstradisi Quiboloy atau tidak.
Selain skandal seks, Quiboloy juga dicari oleh otoritas AS atas penyelundupan uang tunai dalam jumlah besar dan skema penipuan dengan membawa anggota gereja ke Washington menggunakan visa yang diperoleh secara curang.
Mereka kemudian dipaksa untuk meminta sumbangan bagi badan amal palsu, mengumpulkan dana yang malah digunakan untuk membiayai operasi gereja dan gaya hidup mewah para pemimpinnya.
Menteri Dalam Negeri Filipina, Benjamin Abalos Jr. mengumumkan keberhasilan pihaknya menangkap pendeta yang kerap mengakui dirinya sebagai "pemilik alam semesta" dan "anak Tuhan yang ditunjuk".
"Apollo Quiboloy telah ditangkap," ungkap Abalos di akun facebooknya pada Senin (9/9). Sayangnya dia tidak mengungkap di mana dan bagaimana penangkapan terhadap Quiboloy dilakukan.
Lebih dari 2.000 polisi dikerahkan sejak bulan lalu untuk menggeledah kompleks gereja Quiboloy, Kingdom of Jesus Christ (KOJC) di Davao, atas dugaan bahwa ia bersembunyi di sana dalam sebuah bunker.
Juru bicara polisi Filipina Jean Fajardo mengonfirmasi bahwa Quiboloy ditangkap di dalam kompleks gereja tersebut, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Quiboloy dan empat terdakwa lainnya diangkut dengan pesawat militer ke wilayah ibu kota pada Minggu malam (8/9) setelah menyerahkan diri kepada pihak berwenang," kata Fajardo.
BERITA TERKAIT: