Menteri Dalam Negeri Filipina, Benjamin Abalos Jr. mengumumkan keberhasilan pihaknya menangkap pendeta yang kerap mengakui dirinya sebagai "pemilik alam semesta" dan "anak Tuhan yang ditunjuk".
"Apollo Quiboloy telah ditangkap," ungkap Abalos di akun facebooknya pada Senin (9/9). Sayangnya dia tidak mengungkap di mana dan bagaimana penangkapan terhadap Quiboloy dilakukan.
Lebih dari 2.000 polisi dikerahkan sejak bulan lalu untuk menggeledah kompleks gereja Quiboloy, Kingdom of Jesus Christ (KOJC) di Davao, atas dugaan bahwa ia bersembunyi di sana dalam sebuah bunker.
Juru bicara polisi Filipina Jean Fajardo mengonfirmasi bahwa Quiboloy ditangkap di dalam kompleks gereja tersebut, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Quiboloy dan empat terdakwa lainnya diangkut dengan pesawat militer ke wilayah ibu kota pada Minggu malam (8/9) setelah menyerahkan diri kepada pihak berwenang," kata Fajardo, seperti dimuat
Reuters.Quiboloy mendirikan gereja KOJC pada 1985 silam. Gereja itu mengklaim telah memiliki 7 juta pengikut yang tersebar di seluruh dunia.
Dia juga dekat dengan eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan pernah menjadi penasihat spiritual selama Duterte masih menjabat presiden.
Pada 2021 lalu, Quiboloy masuk dalam daftar buronan Biro Investigasi Federal (FBI). Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mendakwa dia dan sejumlah orang yang diduga kaki tangannya melakukan pelecehan anak hingga perdagangan seks terhadap perempuan dan anak-anak.
Dakwaan tersebut menyatakan bahwa Quiboloy dan dua administrator KOJC merekrut perempuan berusia 12-25 tahun untuk dijadikan asisten pribadi Quiboloy yang dinamakan "pastoral".
Perempuan-perempuan tersebut diduga diminta menyiapkan makanan untuk Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memijatnya, serta dipaksa berhubungan seks dalam rutinitas yang disebut "tugas malam".
Menurut dakwaan AS, kasus perdagangan seks ini telah dimulai sejak 2002. Aktivitas ini pun terus berlanjut setidaknya hingga tahun 2018.
Selain itu, Quiboloy juga didakwa dengan kasus penggelapan dana. Dia membawa pekerja dari Filipina ke AS lewat visa yang diperoleh secara ilegal untuk memaksa mereka menghasilkan uang bagi KOJC.
Mereka kemudian dipaksa untuk menggalang donasi untuk kegiatan amal palsu gereja, yang justru dipakai untuk membiayai operasional gereja dan gaya hidup mewah para pemimpinnya.
BERITA TERKAIT: