Mengangkat tema "Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Pengembangan dan Pemantapan Hubungan Ilmiah Budaya Iran-Indonesia", dialog tersebut merupakan yang pertama digelar untuk mengkaji kapasitas kerja sama ilmiah budaya Iran-Indonesia dan mengembangkan hubungan bilateral.
Delegasi yang hadir dalam dialog tersebut terdiri dari perwakilan 12 universitas besar Iran dan beberapa organisasi kebudayaan Iran, perwakilan organisasi Islam besar Muhammadiyah, (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) ICMI, serta pimpinan universitas-universitas di Indonesia.
Dalam pernyataan bersama yang dibuat di akhir diskusi, Dialog Ilmiah Budaya Bilateral Iran-Indonesia tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya ialah kerja sama dalam mempromosikan budaya dan perdamaian guna merekatkan hubungan persahabatan kedua negara.
"Dialog elite dan akademis antara dua negara besar Iran dan Indonesia dianggap sebagai platform paling penting untuk memperdalam dan mempromosikan budaya perdamaian dan persahabatan serta mendorong interaksi dan kerja sama budaya dan ilmiah antara kedua negara," bunyi pernyataan tersebut.
Kemudian para peserta menyadari pentingnya menghidupkan kembali warisan ilmiah, budaya dan sejarah melalui penelitian dan kerjasama pendidikan, riset dan kebudayaan dengan tujuan menyelaraskan perspektif peradaban bersama untuk masa depan.
"Mengembangkan kerja sama ilmiah budaya dalam perluasan bahasa dan sastra Persia dan Indonesia, studi Iran dan Indonesia, studi Islam, kajian peradaban, ilmu pengetahuan dan teknologi baru melalui pusat-pusat akademik dan kebudayaan kedua negara," tambahnya.
Sesama negara Muslim terbesar, Iran dan Indonesia sepakat menjadikan nilai-nilai bersama, spiritualisme dan mistisisme, hubungan dan warisan budaya, agama dan sejarah sebagai dasar interaksi yang intens antara keduanya.
Untuk itu, para peserta mendorong agar dialog tersebut dapat dilanjutkan dengan sejumlah program konkret, seperti pembentukan sekretariat Forum Dialog Ilmiah Budaya Iran-Indonesia.
Lokasi sekretariat di Iran bertempat di Universitas Hamadan. Sementara di Indonesia lokasi sekretariat akan ditempatkan di universitas yang ditentukan secara bergilir selama tiga tahun.
Selain itu, mereka juga berencana meluncurkan situs dalam bahasa Persia, Indonesia dan Inggris dan menerbitkan majalah triwulanan oleh sekretariat dan partisipasi para anggota dalam menghasilkan literatur ilmiah dan menyediakan interaksi intelektual yang berkelanjutan antara para pemikir dan elit kedua negara.
BERITA TERKAIT: