Mikati mengumumkan bahwa pertemuan tersebut diadakan di rumahnya di Beirut. Ia mengundang semua menteri yang bersedia hadir untuk konsultasi lebih lanjut mengenai perkembangan konflik di perbatasan Lebanon.
"Pertemuan darurat komite menteri digelar untuk membahas situasi setelah serangan udara besar-besaran Israel," ungkap Mikati, seperti dimuat
Anadolu Ajansi.
Pada Minggu pagi (26/8), pesawat tempur Israel telah melakukan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan.
Militer Israel mengklaim serangan itu sebagai upaya pencegahan, karena Hizbullah diduga tengah bersiap menyerang objek militer di utara.
Sebagai tanggapan, Hizbullah melaporkan peluncuran 320 roket ke sasaran militer Israel sebagai tahap awal serangan balasan atas pembunuhan komandannya, Fuad Shukr, oleh Israel pada bulan Juli.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah Lebanon telah terlibat dalam baku tembak harian dengan tentara Israel di seberang Garis Biru, yang mengakibatkan ratusan korban, sebagian besar di pihak Lebanon.
Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat di tengah saling serang lintas batas, dan setelah pembunuhan Komandan Shukr, pada 30 Juli di Beirut.
Eskalasi terjadi dengan latar belakang konflik di Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Kampanye militer telah menghancurkan sebagian besar Wilayah itu menjadi puing-puing, dan membuat sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.
BERITA TERKAIT: