El Ghazi merupakan salah satu pemain bola yang aktif menyuarakan isu Palestina dan penderitaan warga di tengah perang Gaza.
Dia pernah memposting slogan
"From the river to the sea, Palestine will be free" di akun Instagram pribadinya dan mendapat kecaman dari klub sepak bola Jerman yang menaunginya yakni Mainz 05.
Atas tindakan tersebut, Mainz akhirnya memutuskan kontrak secara sepihak dengan El Ghazi.
El Ghazi yang tidak terima mengajukan gugatan. Baru-baru ini Pengadilan Perburuhan Mainz memutuskan pemecatannya tidak sah karena apa yang dilakukan pemain Belanda itu masuk dalam lingkup kebebasan berekspresi.
Pengadilan memerintahkan El Ghazi untuk terus menerima gaji bulanannya sebesar 163.500 dolar AS (Rp2,5 miliar) dan untuk dipekerjakan kembali.
Atas kemenangannya di pengadilan, El Ghazi kemudian mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan gaji tersebut kepada anak-anak Palestina.
Dia berharap klub sepak bola Mainz bisa bangga bahwa uangnya secara tidak langsung membantu anak-anak Gaza bertahan hidup di tengah krisis.
“Saya berharap Mainz merasa bangga bahwa melalui saya, mereka telah memberikan kontribusi finansial dalam upaya membuat hidup anak-anak Gaza lebih layak," kata El Ghazi di X, seperti dimuat
Anadolu Ajansi pada Minggu (25/8).
Dia berterima kasih karena Mainz bersedia membayarkan gaji tersebut, meski sebelumnya sempat menghindar. El Ghazi juga menegaskan bahwa tekanan apapun tidak akan membuatnya ragu mendukung kaum tertindas.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mainz atas dua hal. Pertama, atas pembayaran finansial yang substansial, 500 ribu pound di antaranya akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek bagi anak-anak di Gaza. Kedua, dalam upaya membungkam saya, membuat suara saya semakin keras bagi mereka yang tertindas dan tak bersuara di Gaza,” tegasnya.
Saat ini El Ghazi telah menyelesaikan perpindahannya ke klub sepak bola Inggris, Cardiff City sebagai pemain tidak terikat, dan kontrak satu tahun.
BERITA TERKAIT: