Hal itu diungkap oleh tiga sumber pejabat Iran anonim yang diwawancarai Reuters pada Rabu (14/8).
Dikatakan bahwa Iran bersama dengan sekutu seperti Hizbullah, akan melancarkan serangan langsung jika perundingan Gaza gagal, atau menganggap Israel menunda negosiasi.
"Iran, bersama dengan sekutu seperti Hizbullah, akan melancarkan serangan langsung (ke Israel) jika perundingan Gaza gagal atau menganggap Israel mengulur-ulur negosiasi," bunyi laporan tersebut.
Kendati demikian, informasi itu tidak mengatakan batasan waktu yang Iran tetapkan terkait kesepakatan gencatan senjata.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan Iran akan memberi kesempatan pada negosiasi di Doha pada Kamis mendatang (15/8), tetapi tidak akan menyerah sepenuhnya pada niatnya untuk menyerang Israel.
"Gencatan senjata di Gaza akan memberi Iran perlindungan untuk tanggapan yang lebih kecil dan simbolis," kata salah satu sumber tersebut.
Sejak pembunuhan petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Iran telah bersumpah membalas serangan kepada Israel yang diduga kuat sebagai pelakunya.
Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya. Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel.
Perdana Menteri Sir Keir Starmer dan Kanselir Jerman Olaf Sholtz berbicara kepada Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Senin (12/8), menyampaikan kekhawatiran mereka tentang perang regional jika Iran menindaklanjuti ancamannya untuk menyerang Israel secara langsung.
Dalam pernyataan bersama, AS, Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman mendesak Teheran untuk tidak membalas.
Namun, Iran tetap bersikeras atas haknya untuk menanggapi serangan di wilayahnya.
Pada hari Selasa (13/8), Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken dilaporkan mengunjungi Israel, Mesir, dan Qatar dalam upaya terakhir untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
BERITA TERKAIT: