Sementara Israel dilaporkan tengah dalam kondisi paling siaga karena laporan intelijen Amerika Serikat meyakini serangan Iran dan proksinya akan dilakukan pekan ini.
Iran sendiri berulangkali menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan balasan sesuai dengan hukum internasional, tetapi waktu dan tempatnya masih dirahasiakan.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Iran, Mohammad Hasan Sheikholeslami belum bisa mengungkap rencana serangan balasan tersebut karena itu akan diputuskan oleh para pejabat tinggi di negara itu.
"Tentu saja bagaimana respon itu, kapan respon itu terjadi dan di mana respon itu dilakukan merupakan sebuah hal yang akan diputuskan oleh pejabat tinggi Republik Islam Iran didasari oleh kepentingan Iran," ujarnya saat berkunjung di kediaman Duta Besar Iran di Jakarta pada Selasa (13/8).
Kendati demikian, menurut Sheikholeslami, Iran pasti akan melancarkan serangan balasan di waktu yang sangat tepat berdasarkan penilaian mereka.
"Pembalasan Iran yang merupakan hal yang mutlak. Tapi pembalasan ini akan dilakukan dalam kesempatan dan waktu yang sangat tepat berdasarkan kepentingan dan keamanan negara kami," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Wamenlu Iran kembali menegaskan bahwa Israel merupakan dalang dibalik pembunuhan Haniyeh.
"Rezim zionis Israel 100 persen bertanggung jawab atas teror ini," tegasnya, sambil menyebut Amerika Serikat juga ikut bersalah karena mendukung Tel Aviv dalam kejahatan perangnya.
Israel yakin bahwa Iran telah merencanakan serangan skala besar terhadap titik-titik strategis kritis di negara pendudukan tersebut sebagai balasan atas pembunuhan Komandan Hizbullah Fuad Shukr dan Kepala Hamas Ismail Haniyeh.
AS yang merupakan sekutu kuat Israel berusaha melindungi rekannya dengan mempercepat pengerahan armada tempur canggih ke Timur Tengah.
BERITA TERKAIT: