Disampaikan jurubicara Istana pada Jumat (9/8), bahwa Raja Charles setiap harinya menerima kabar terbaru mengenai kerusuhan yang terjadi di seluruh Inggris yang menargetkan Muslim dan migran.
Raja menyerukan rasa saling menghormati dan pengertian serta memulihkan persatuan.
Saat ini, Raja yang berusia 75 tahun berada di Skotlandia untuk menghadiri retret tradisional keluarga kerajaan di akhir musim panas.
Informasi yang salah di media sosial tentang identitas penyerang dan retorika anti-imigrasi yang didorong oleh aktivis sayap kanan telah memicu kerusuhan. Sejauh ini, Raja mendapat kritik karena lambatnya tanggapannya terhadap kerusuhan dan rasisme. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri, Raja kemudian mendapat kabar bahwa situasi perlahan terkendali.
"Raja mengucapkan terima kasih kepada polisi dan layanan darurat atas upaya mereka untuk memulihkan perdamaian dan menyambut baik cara kelompok masyarakat dalam melawan agresi dan kriminalitas dari segelintir orang," kata jurubicara tersebut, setelah Charles berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Keir Starmer dan kepala polisi, dikutip dari
Reuters, Sabtu (10/8).
"Yang Mulia tetap berharap agar nilai-nilai bersama berupa rasa saling menghormati dan pengertian akan terus memperkuat dan mempersatukan bangsa," ujarnya.
Ribuan petugas polisi khusus akan tetap bertugas akhir pekan ini, khawatir jika kerusuhan kembali terjadi setelah tiga hari tenang.
Kerusuhan itu pecah setelah postingan daring secara keliru mengidentifikasi tersangka pembunuh tiga gadis muda dalam serangan pisau pada 29 Juli di Southport, Inggris barat laut, sebagai seorang migran Islam.
Atas insiden tersebut pemerintah kemudian mempertimbangkan untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat terhadap perusahaan media sosial.
BERITA TERKAIT: