Harian berbahasa Bengali
Prothom Alo melaporkan bahwa sedikitnya 109 orang tewas dalam bentrokan di berbagai wilayah negara itu pada Senin (5/8).
Surat kabar tersebut sebelumnya melaporkan 114 kematian pada gelombang protes anti pemerintah pada hari Minggu (4/8)
"Dengan ini, jumlah korban tewas mencapai 440 dalam 21 hari sejak 16 Juli hingga kemarin," tulis
Prothom Alo, seperti dimuat
The Hindu.
Saat berita kepergian Hasina menyebar pada hari Senin (5/7), ratusan orang menerobos masuk ke kediamannya, merusak dan menjarah barang-barang yang ada di dalamnya.
Kediaman dan bangunan bisnis menteri, anggota parlemen partai, dan pemimpin pemerintahan Liga Awami Hasina di dalam dan luar Dhaka juga diserang.
Di malam harinya setelah penggerudukan Istana Hasina, Presiden Bangaladesh Mohammed Shahabuddin meminta semua partai politik untuk menormalkan situasi hukum dan ketertiban di negara itu.
Shahabuddin memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengambil tindakan tegas demi melindungi nyawa dan harta benda rakyat serta aset negara.
Meski jumlah korban terus meningkat, tetapi kondisi Bangladesh di hari Selasa (6/8), dilaporkan lebih tenang.
Lembaga pendidikan juga telah dibuka, tetapi tingkat kehadiran rendah karena para siswa takut menjadi korban kerusuhan lanjutan.
“Lembaga ini sudah dibuka, dan beberapa siswi sudah datang, tetapi jumlah kehadirannya masih sedikit. Jumlah kehadiran akan meningkat dalam beberapa hari,” kata Kepala Sekolah Kisholoy Girls' School and College, Rahamot Ullah di wilayah Mohammadpur.
BERITA TERKAIT: