Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyatakan Gonzalez sebagai presiden terpilih Venezuela berdasarkan bukti yang dikumpulkan Washington.
"Mengingat bukti yang sangat banyak, jelas bagi Amerika Serikat dan, yang terpenting, bagi rakyat Venezuela bahwa Edmundo González Urrutia memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli," tegasnya, seperti dimuat
VOA pada Jumat (2/8).
Sementara itu, Dewan Pemilihan Nasional (CNE) menyatakan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro telah meraih suara mayoritas yakni 5,1 juta suara dan 4,4 juta suara untuk González.
Maduro bersikeras kepada wartawan bahwa telah terjadi persekongkolan melawan pemerintahannya dan sistem pemilu telah diretas.
Ketika ditanya mengapa otoritas pemilu belum merilis penghitungan suara terperinci, Maduro mengatakan Dewan Pemilu Nasional telah diserang, termasuk serangan siber.
Setelah hasil penghitungan CNE diumumkan, ribuan pendukung oposisi turun ke jalan.
Pemerintah mengatakan telah menangkap ratusan pengunjuk rasa, dan organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Venezuela Foro Penal mengatakan 11 orang tewas.
Puluhan lainnya ditangkap pada hari berikutnya, termasuk mantan kandidat oposisi Freddy Superlano.
Pemimpin oposisi Maria Corina Machado mengatakan pihaknya telah memperoleh lebih dari dua pertiga lembar penghitungan yang dicetak setiap mesin pemungutan suara elektronik setelah pemungutan suara ditutup.
Mereka mengatakan rilis data penghitungan tersebut akan membuktikan Maduro kalah.
Menurut Machado, penghitungan suara menunjukkan González memperoleh dukungan 70 persen yakni sekitar 6,2 juta suara berbanding dengan 2,7 juta suara milik Maduro.
BERITA TERKAIT: