Dalam pertemuan yang berlangsung di tengah kunjungan Netanyahu ke AS, Kamala menyampaikan kekhawatiran seriusnya tentang skala penderitaan manusia di Gaza.
"Israel punya hak untuk membela diri," kata Harris kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (27/7).
"(Namun) Saya telah menyatakan keprihatinan serius saya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di sana. Saya tidak akan tinggal diam," ujarnya.
Pernyataan Harris yang tajam dan bernada serius mencerminkan perubahan yang mungkin terjadi dari Pemerintahan Biden dalam cara ia berurusan dengan Netanyahu.
Beberapa jam sebelumnya, Biden mendesak gencatan senjata untuk perang Gaza yang sudah berlangsung 9 bulan dalam pembicaraan tatap muka pertamanya dengan Netanyahu.
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan masih terdapat kesenjangan antara Israel dan militan Hamas yang menguasai wilayah kantong Palestina tersebut dalam upaya mencapai gencatan senjata.
Namun, ia mengatakan saat ini pihaknya lebih dekat dibandingkan sebelumnya.
"Kedua pihak harus membuat kesepakatan," kata Kirby.
Sementara Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller menyambut positif pertemuan Biden dan Netanyahu.
"Saya pikir pesan dari pihak Amerika dalam pertemuan itu adalah bahwa kita perlu segera mencapai kesepakatan ini," kata Miller.
Kunjungan tersebut bertepatan dengan perubahan politik Amerika. Biden, 81 tahun, mengundurkan diri dari pencalonan presiden AS karena tekanan dari sesama Demokrat. Ia kemudian mendukung Harris untuk menggantikannya.
"Ada banyak hal yang harus kita bicarakan," kata Biden saat menyambut Netanyahu di Ruang Oval.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas 50 tahun pelayanan publik dan 50 tahun dukungan bagi negara Israel," kata Netanyahu kepada Biden.
BERITA TERKAIT: