Seorang pejabat Israel yang anonim mengatakan bahwa keputusan untuk menunda perang mulai pukul 08.00 hingga 19.00 setiap harinya di area Penyeberangan Kerem Shalom hingga Jalan Salah al-Din dan kemudian ke arah utara ditolak oleh Netanyahu.
“Ketika perdana menteri mendengar laporan tentang jeda kemanusiaan selama 11 jam di pagi hari, dia menoleh ke sekretaris militernya dan menjelaskan bahwa hal ini tidak dapat diterima olehnya,” ujarnya, seperti dimuat
Reuters pada Senin (17/6).
Reaksi Netanyahu menggarisbawahi ketegangan politik mengenai masalah bantuan yang masuk ke Gaza, di mana organisasi internasional telah memperingatkan akan meningkatnya krisis kemanusiaan.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang memimpin salah satu partai keagamaan nasionalis dalam koalisi Netanyahu, juga mengecam gagasan jeda taktis, dan mengatakan siapa pun yang memutuskan hal itu adalah orang bodoh yang harus kehilangan pekerjaannya.
Pertengkaran tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian bentrokan antara anggota koalisi dan militer mengenai jalannya perang, yang kini telah memasuki bulan kesembilan.
Hal ini terjadi seminggu setelah mantan jenderal sentris Benny Gantz mundur dari pemerintahan, menuduh Netanyahu tidak memiliki strategi yang efektif di Gaza.
Meskipun ada tekanan internasional yang meningkat untuk melakukan gencatan senjata, kesepakatan untuk menghentikan pertempuran tampaknya masih jauh.
Sejak perang meletus 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 37.000 warga Palestina meninggal dunia dan kebanyakan dari mereka merupakan perempuan dan anak-anak.
BERITA TERKAIT: