Permintaan ini disampaikan Presiden To Lam dalam pertemuannya dengan Duta Besar Tiongkok untuk Hanoi, Xiong Bo, hari Selasa lalu (14/6).
China yang berbatasan langsung dengan Vietnam merupakan mitra dagang terbesar Vietnam. Namun, kedua negara bertetangga yang diperintah Partai Komunis itu terlibat dalam perselisihan maritim yang berkepanjangan di Laut China Selatan.
Presiden Lam menekankan perlunya kedua negara menghormati kepentingan sah masing-masing negara. Ia menyerukan upaya aktif untuk menemukan solusi yang memuaskan sesuai dengan hukum internasional.
Sebelum pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyatakan keprihatinan mendalam atas kehadiran kapal survei China di zona ekonomi eksklusif Vietnam. Masalah ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung antara kedua negara mengenai batas maritim dan eksplorasi sumber daya.
Terlepas dari perselisihan ini, Lam menegaskan kembali bahwa mengembangkan persahabatan dan kerja sama dengan China tetap merupakan pilihan strategis dan prioritas dalam kebijakan luar negeri Vietnam. Beliau menyoroti perlunya memperkuat konektivitas kereta api dan mendorong Tiongkok untuk lebih membuka pasarnya bagi produk pertanian Vietnam.
Pada bulan Desember, selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Hanoi, Vietnam dan Tiongkok menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama, termasuk yang berkaitan dengan pembangunan perkeretaapian.
Lam menegaskan kembali pentingnya perjanjian-perjanjian ini dan potensi manfaat yang dapat diberikan kepada kedua negara.
BERITA TERKAIT: