Serangan itu terjadi bersamaan dengan operasi militer Israel yang semakin masuk ke dalam Rafah, Gaza.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Sayap militer Hamas, Brigade Izzedine al-Qassam mengatakan bahwa hujan roket di Tel Aviv dilakukan sebagai respons terhadap pembantaian warga sipil oleh pasukan Israel.
"Roket-roket tersebut diluncurkan sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis terhadap warga sipil," bunyi pernyataan tersebut, seperti dimuat
BBC.TV Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas mengatakan roket-roket itu diluncurkan dari Jalur Gaza.
Sirine serangan udara juga terdengar di kota-kota termasuk Herzliya dan Petah Tikva.
Pasukan pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem anti-rudal Iron Dome miliknya telah mencegat tiga dari delapan roket Hamas.
Kebanyakan roket tersebut mendarat di area terbuka. Tetapi foto yang diterbitkan oleh media Israel tampaknya menunjukkan kerusakan ringan akibat pecahan peluru di sebuah rumah di Herzliya, tempat seorang wanita lanjut usia tinggal bersama pengasuhnya.
Polisi menyebutkan dua orang mengalami luka ringan.
Kemudian di Kfar Saba, sebelah utara Tel Aviv, sebuah roket jatuh di sebuah lapangan, menciptakan kawah besar.
Sehari sebelum serangan roket Hamas, Israel mengumumkan keberhasilan mereka menghancurkan lebih dari 50 target teror di Jalur Gaza.
Di Jabalia, di Gaza utara, tentara Israel menggerebek sebuah gudang senjata yang terletak di dalam sebuah sekolah tempat tentara menemukan puluhan komponen roket dan senjata.
Meskipun ada kekhawatiran internasional yang kuat, Israel memulai serangannya di kota Gaza selatan sekitar tiga minggu lalu, dan bersumpah untuk menghancurkan apa yang disebutnya sebagai batalion terakhir Hamas yang berada di sana.
Namun serangan roket terbaru ini merupakan pengingat akan kemampuan militer Hamas setelah tujuh bulan melakukan serangan yang menurut Israel bertujuan untuk melenyapkan kelompok tersebut.
Menteri Kabinet Perang Benny Gantz mengatakan peluncuran roket tersebut menunjukkan perlunya militer terus melancarkan serangannya.
Analis politik Israel, Akiva Eldar mengatakan bahwa serangan roket Hamas terhadap Israel akan digunakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menentang keputusan ICJ.
"Dia akan berperan sebagai korban dan memiliki alasan baru untuk melanjutkan serangan ke Rafah.
BERITA TERKAIT: