Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Kirim Kapal Perang ke Taiwan Jelang Pelantikan Presiden

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 09 Mei 2024, 15:37 WIB
AS Kirim Kapal Perang ke Taiwan Jelang Pelantikan Presiden
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey/Net
rmol news logo Sebuah kapal perang milik Amerika Serikat terlihat berlayar melalui selat Taiwan pada Rabu (8/5).

Aktivitas ini menjadi sangat sensitif, karena pengerahan kapal perang AS terjadi hanya dua minggu sebelum pelantikan Presiden terpilih Taiwan, Lai Cheng-te.

China mengecam pelayaran kapal perang tersebut karena melintasi selat Taiwan yang diklaim Beijing masih berada di bawah yurisdiksinya.

Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China dalam sebuah pernyataan memperingatkan bahwa pihaknya akan terus memantau pergerakan kapal AS.

"PLA selalu  dalam siaga tinggi dan akan dengan tegas membela kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas regional," bunyi pernyataan tersebut, seperti dimuat Reuters.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey melakukan transit rutin melalui Selat Taiwan.

"Kapal perang AS, dan terkadang pesawat patroli Angkatan Laut AS, melewati atau melintasi selat tersebut sebulan sekali," bunyi laporan tersebut.

Tuduhan China tidak  bisa diterima oleh AS karena Selat Taiwan adalah jalur perairan internasional.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa kapal AS berlayar ke selatan melalui selat tersebut dan pasukan Taiwan telah memantau situasi namun tidak melihat adanya tanda bahaya.

Taiwan waspada terhadap setiap manuver militer China  di sekitar pulau itu menjelang pelantikan Presiden Lai.

Selama empat tahun terakhir, militer China terus meningkatkan aktivitasnya secara besar-besaran di sekitar Taiwan, seperti menerbangkan pesawat tempur melewati garis tengah selat tersebut, yang pernah menjadi zona penyangga tidak resmi.

China mengatakan mereka tidak mengakui keberadaan garis tersebut.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA