Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/5) IDF mengatakan Brigade Lapis Baja ke-401 berhasil merebut penyeberangan Rafah sisi Gaza, letaknya di sepanjang Koridor Philadelphi, yang memisahkan Mesir dan Gaza.
Serangan itu memang bukan invasi darat besar-besaran yang dijanjikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. IDF menyebutnya sebagai operasi terbatas yang ditujukan untuk menekan Hamas agar menerima kesepakatan pembebasan puluhan sandera yang tersisa.
"Israel mengendalikan semua penyeberangan darat dengan Gaza. Bendera Israel dikibarkan oleh pasukan di perbatasan," ungkap IDF dalam sebuah pernyataan seperti dimuat
Israel Times.Sebelum melancarkan operasi IDF mengaku telah berkoordinasi dengan organisasi internasional yang beroperasi di wilayah tersebut.
Sehari sebelumnya, Israel juga telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi sekitar 100.000 warga untuk mengungsi ke dekat Khan Younis, sebelah utara Rafah.
Seorang pejabat Mesir dan TV Al-Aqsa milik Hamas mengatakan, para pejabat Israel memberitahu Mesir bahwa pasukannya akan mundur setelah menyelesaikan operasi. Tidak ada batas waktu yang diberikan.
Rekaman yang beredar menunjukkan tank-tank Israel melaju di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza, yang juga dikenal sebagai Koridor Philadelphi, di bagian timur Rafah, dekat penyeberangan yang direbut.
Serangan di penyeberangan Rafah tetap dilancarkan Israel meski Hamas telah menerima usulan gencatan senjata Mesir dan Qatar serta pembebasan sandera.
Pera pejabat Israel mengatakan persyaratan yang diajukan Hamas masih belum bisa diterima, tetapi mereka bersedia mengirimkan delegasi kembali ke Kairo untuk perundingan lebih lanjut.
Netanyahu selama berbulan-bulan telah bersumpah bahwa pasukan Israel akan melakukan operasi untuk membasmi benteng terakhir Hamas di kota Rafah di Gaza selatan, terlepas disetujui atau tidaknya gencatan senjata.
Kendati demikian tindakan Netanyahu mendapat penentangan dari banyak pihak bahkan sekutu utamanya, Amerika Serikat.
AS telah berulang kali menyatakan penolakannya terhadap invasi Rafah tanpa jaminan yang dapat dipercaya dari Israel bahwa lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung di sana akan dilindungi.
Pemerintahan Biden mendorong alternatif selain invasi penuh ke Rafah, termasuk memperkuat perbatasan Gaza dengan Mesir dan operasi yang lebih bertarget terhadap kepemimpinan Hamas.
Namun Netanyahu telah mengubah invasi Rafah menjadi misi penting yang tidak bisa dinegosiasikan untuk membasmi Hamas sampai ke akarnya.
BERITA TERKAIT: