Menurut laporan dari media Rusia, serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS itu telah menyebabkan 60 orang meninggal dunia dan lebih dari 100 lainnya luka-luka.
Serangan tersebut terjadi sebelum acara band rock tampil di lokasi yang berjarak 20 kilometer dari Kremlin. Insiden itu terjadi tepat dua minggu setelah Kedubes AS mengeluarkan peringatan keamanan terkait rencana tersebut.
Dalam pengumuman yang dikeluarkan pada 7 Maret 2024, Kedubes AS telah mengimbau warganya yang berada di Rusia untuk menghindari kerumunan seperti acara-acara besar termasuk konser.
"Kedutaan Besar memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser, dan warga AS harus disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan," tulis Kedubes AS di Moskow, dikutip Sabtu (23/3).
Lebih lanjut, Kedubes juga telah mendesak warganya untuk terus mewaspadai lingkungan sekitar, dan memantau media lokal untuk mengetahui perkembangan di negara itu.
Menanggapi penembakan massal tersebut, seorang pejabat Washington mengatakan bahwa pihaknya telah memperingatkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir tentang kemungkinan serangan.
“Kami telah memperingatkan Rusia dengan tepat,” kata pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim, tanpa memberikan rincian tambahan apa pun.
Saat ini berdasarkan laporan terakhir dari Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, penyelidikan 'teroris' tengah dimulai dan Presiden Vladimir Putin telah menerima kabar terbaru secara terus menerus.
Namun, sampai saat ini Putin belum berkomentar secara terbuka mengenai serangan itu. Meski demikian Wakil Perdana Menteri Rusia Tatyana Golikova menyebut Putin berharap ratusan korban yang terluka segera pulih.
BERITA TERKAIT: