Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, dengan mengatakan bahwa sebagian besar dari sembilan anggota dewan transisi politik Haiti telah ditunjuk, meskipun masih ada beberapa lainnya yang menunggu keputusan akhir.
Pengumuman itu diungkapkan setelah Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri setelah pembentukan dewan tersebut.
Mengutip
India Today, Sabtu (16/3), dewan transisi ini terdiri dari tujuh anggota yang memiliki hak suara dan dua pengamat dari berbagai koalisi politik dan sektor masyarakat yang sudah terbentuk.
Meskipun Departemen Luar Negeri AS awalnya memperkirakan anggota dewan akan ditunjuk dalam waktu 24-48 jam, namun ternyata prosesnya mengalami penundaan.
“Ini tidak akan pernah berjalan mulus dan tidak akan pernah linier. Jadi ini masih dalam proses, tapi kami sudah melihat kemajuannya," kata Blinken kepada media saat kunjungannya ke Austria.
Menurut laporan Miami Herald, lima kelompok telah mengajukan nama-nama kandidat, tetapi masih terdapat perbedaan pendapat di antara mereka.
Sementara itu, Blinken yang juga terlibat dalam pembicaraan pada awal pekan kemarin dengan perwakilan pemerintah dan oposisi Haiti, serta blok regional Karibia, dikabarkan sedang mencari solusi atas krisis yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Blinken mengatakan bahwa pasukan internasional, yang dipimpin Kenya untuk bertugas memulihkan keamanan di Haiti telah bergerak maju ke negara itu, namun masih terdapat beberapa tantangan keamanan.
Upaya tersebut diambil untuk mengatasi situasi keamanan di Haiti yang semakin memburuk akibat meningkatnya kekerasan geng, yang berdampak pada kehidupan masyarakat dan memaksa ratusan ribu orang untuk meninggalkan rumah mereka.Menurut perkiraan PBB, lebih dari 360.000 orang menjadi pengungsi internal di Haiti.
BERITA TERKAIT: