Hal itu disampaikan oleh pejabat senior intelijen Ukraina GUR, Andriy Yusov dalam sebuah wawancara di televisi nasional pada Jumat (15/3).
Yusov mengatakan bahwa tiga kelompok anti-Kremlin telah melakukan operasi bersenjata di perbatasan Belgorod dan Kursk, menjadikan wilayah itu resmi jadi zona konflik.
“Wilayah Kursk dan Belgorod kini menjadi wilayah aksi tempur aktif. Ini yang kami konfirmasikan,” ungkapnya, seperti dimuat
Reuters.Kendati demikian, Gubernur Belgorod Rusia Vyachslav Gladkov membantah bahwa pemberontak Rusia yang diduga didanani Ukraina masuk ke wilayahnya.
"Saya dapat menyatakan bahwa tidak ada pasukan Ukraina di wilayah-wilayah tersebut,” ungkap Gladkov.
Namun Gladkov mengakui bahwa ada serangan yang terjadi di luar perbatasan.
"Desa Kozinka terdampak parah. Kerusakannya sangat serius. Warga telah dievakuasi ke tempat yang kini aman," jelasnya.
Gubernur Kursk, Roman Starovoit, mengatakan bahwa teroris yang didukung Ukraina tidak berhenti menyerang wilayah tersebut.
Salah satu dari tiga kelompok pemberontak, Freedom of Russia Legion meminta penduduk di Belgorod dan Kursk meninggalkan daerah tersebut, mengingat operasi militer tengah dilancarkan.
Kelompok lainnya, Batalyon Siberia melaporkan suasana kepanikan yang sudah terlihat di kota Grayvoron, sebelah Kozinka, di mana jalanan macet karena mobil-mobil bergerak ke luar kota.
Para pejabat Rusia menganggap kelompok tersebut sebagai boneka militer Ukraina dan Badan Intelijen Pusat AS, yang menurut Moskow berupaya menimbulkan kekacauan di Rusia.
Freedom of Russia Legion dan Korps Relawan Rusia sebelumnya telah mengaku bertanggung jawab atas serangan lintas batas lainnya dari wilayah Ukraina ke Rusia.
BERITA TERKAIT: