Gubernur Nizhny Novgorod, Gleb Nikitin melalui aplikasi pesan Telegram mengatakan bahwa drone tersebut mengenai unit pemrosesan bahan bakar, sehingga memicu kebakaran.
"Pada pagi hari, zona industri Kstovo, sebuah fasilitas kompleks bahan bakar dan energi, diserang oleh kendaraan udara tak berawak," ungkapnya, seperti dimuat
The Guardian.
Nikitin tidak menyebutkan siapa pelaku serangan drone tersebut, tetapi apabila melihat jarak, Nizhny Novgorod berada hampir 1.000 km dari perbatasan Ukraina dan terletak sekitar 400 km di sebelah timur Moskow.
Sementara itu, Gubernur Oryol, Andrey Klychkov, mengatakan secara gamblang bahwa Ukraina telah melancarkan serangan pesawat tak berawak ke fasilitas bahan bakar.
"Satu tangki minyak terbakar setelah serangan itu. Oryol berjarak sekitar 150 kilometer dari perbatasan Ukraina," ungkapnya.
Saluran Baza Telegram, yang dekat dengan penegak hukum Rusia, mengunggah foto api besar yang membubung di atas fasilitas industri di Oryol.
Di hari yang sama, tujuh pemukiman di wilayah Belgorod Rusia yang berbatasan dengan Ukraina tidak mendapat aliran listrik setelah pesawat tak berawak Ukraina menjatuhkan bahan peledak ke wilayah tersebut.
Roman Starovoit, gubernur wilayah Kursk yang juga berbatasan dengan Ukraina, mengatakan enam drone yang diluncurkan Ukraina ditembak jatuh di wilayahnya, dan layanan darurat sedang memeriksa kemungkinan kerusakan.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin mengatakan sebuah drone terbang menuju Moskow jatuh di distrik Ramensky dekat ibu kota.
Pejabar Rusia lainnya melaporkan sebuah drone berhasil ditembak jatuh di wilayah Tula, Rusia, yang berbatasan dengan wilayah Moskow, dan satu lagi di wilayah Voronezh, Rusia selatan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina melancarkan serangan terhadap kilang dan fasilitas energi Rusia, beberapa di antaranya berhasil dan menyebabkan kerusakan serta penghentian operasi yang signifikan.
Pada bulan Januari, dua drone menghantam fasilitas bahan bakar di kota Oryol. Kebakaran juga terjadi di fasilitas tersebut pada bulan Februari, meskipun para pejabat tidak menyebutkan penyebabnya.
BERITA TERKAIT: