Berbicara di forum High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa pada Senin (26/2), Menteri Luar Negeri RI menyoroti besarnya ancaman pengiriman senjata Israel dari Barat.
Menurut Menlu, peningkatan pasokan senjata ke wilayah Israel akan mengancam kehidupan warga Palestina baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat, sehingga perlu segera dihentikan.
"Saya juga mendesak dihentikannya pengiriman senjata ke Israel untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa," tegasnya.
Selian itu, Menlu juga menyampaikan kecaman Indonesia terhadap penggunaan senjata nuklir oleh Israel.
"Saya sampaikan kecaman atas wacana penggunaan senjata nuklir oleh Israel untuk mengancam warga Gaza," ujarnya.
Lebih lanjut, Menlu kemudian mengutarakan kekecewaannya terhadap forum karena gagal menjadikan Palestina sebagai
observer di acara tersebut.
"Terakhir saya sampaikan penyesalan terkait tidak tercapainya kesepakatan mengenai aplikasi Palestina sebagai
observer di Conference on Disarmament," tuturnya.
Forum Conference on Disarmament beranggotakan 65 negara, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB atau P5.
Pertemuan kali ini dipimpin oleh Wakil Tetap Republik Indonesia di Jenewa selaku Presiden Conference on Disarmament.
Selain menghadiri pertemuan tersebut, Menlu juga datang ke pertemuan
High-Level Segment Sidang Dewan HAM PBB ke-55.
Berlanjut ke pertemuan Arab Group-OIC Joint Ministerial Committee dengan Sekjen PBB yang khusus membahas mengenai masalah Palestina.
Kemudian hadir dalam Side event terkait Palestina yang diadakan oleh Menlu Palestina.
Terakhir melakukan pertemuan bilateral masing-masing yaitu dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Menteri Luar Negeri Iran, dan juga dengan Sekjen CTBTO.
BERITA TERKAIT: