Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan bahwa kejadian tersebut telah menghancurkan hati seluruh bangsa Israel.
"Ketika saya mendapat informasi terbaru tentang tragedi mengerikan itu saya sangat terpukul. Itu menghancurkan hati saya. Itu menghancurkan hati seluruh negara," kata Netanyahu, seperti dikutip dari
The Hill pada Senin (18/12).
Netanyahu bahkan menyebut kesedihan itu telah memperkuat motivasi Israel untuk melanjutkan operasi militer melawan Hamas dan membebaskan para sandera yang tersisa.
"Tekanan militer yang berkelanjutan sangat penting untuk memulangkan para sandera dan mencapai kemenangan atas musuh-musuh kita," tegasnya.
Pada Sabtu (16/12), IDF mengaku tidak sengaja menembak tiga sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza akhir pekan ini.
Kejadian tragis itu terjadi ketika IDF melancarkan operasi tempur di Shejaiya, sebuah lingkungan padat di wilayah Gaza.
IDF mengklaim bahwa saat itu terjadi pertempuran sengit dan pasukan Hamas bergerak menggunakan pakaian sipil, sepatu kets, dan celana jeans.
Oleh sebab itu, mereka tidak sengaja menembak dan membunuh tiga orang sandera Israel yang diidentifikasi bernama Alon, Samar dan Yotam.
"Militer Israel secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. IDF menembaki ketiganya dan mereka terbunuh," ungkap laporan tersebut.
Pembunuhan itu menjadi lebih tragis, setelah IDF menjelaskan bahwa tiga sandera sempat mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
BERITA TERKAIT: